Mengenang John Sykes, Sosok Gitaris Metal Terbaik di Dunia yang Telah Berpulang

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Mengenang John Sykes, Sosok Gitaris Metal Terbaik di Dunia yang Telah Berpulang
John Sykes (credit: Instagram/johnsykesofficial)

Kapanlagi.com - Dunia musik metal dan hard rock berduka. John Sykes, gitaris legendaris yang telah mengukir namanya di panggung musik internasional, telah berpulang pada 20 Januari 2025 setelah berjuang melawan kanker. Sosok yang pernah mengisi jajaran band ikonik seperti Whitesnake, Thin Lizzy, dan Tygers of Pan Tang ini meninggalkan jejak yang mendalam dengan gaya bermain gitarnya yang cepat dan penuh karakter.

Lahir pada 29 Juli 1959 di Reading, Inggris, Sykes tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi pengaruh musik blues dan rock. Perjalanan kariernya membawa dia melintasi berbagai band legendaris, di mana ia menciptakan sejarah dengan album-album yang menjadi tonggak penting dalam dunia musik metal. Namun, perjalanan Sykes tidak hanya diwarnai oleh kesuksesan. Ia juga terlibat dalam berbagai kontroversi yang melibatkan rekan-rekan band dan produser musik, menambah warna dalam kisah hidupnya.

Meskipun kesehatan Sykes semakin menurun di akhir hayatnya, kecintaannya pada musik tetap tak tergoyahkan. Keluarganya menyampaikan bahwa ia meninggalkan pesan penuh rasa terima kasih kepada para penggemar yang telah setia mendukungnya selama ini.

Kiprah luar biasa gitaris berbakat ini akan selalu dikenang. Mari kita hargai warisan yang ditinggalkannya dan teruskan semangat musik yang telah ia sebarkan. Berikut kiprah gitaris rock berbakat ini, dirangkum Kapanlagi.com, Selasa (21/1).

1. Mampu Bermain Cepatdi Grup Tygers of Pan Tang hingga Thin Lizzy

John Sykes, seorang maestro gitar yang tak terbantahkan, memulai perjalanan musikalnya di awal 1980-an dengan bergabung dalam band heavy metal legendaris asal Inggris, Tygers of Pan Tang. Dalam waktu singkat, ia melahirkan dua album ikonik, Spellbound dan Crazy Nights, yang menjadi batu loncatan bagi genre heavy metal klasik.

Namun, setelah merasakan ketidakcocokan dengan visi band, Sykes mengambil langkah berani untuk hengkang pada tahun 1982 dan bergabung dengan Thin Lizzy, band hard rock asal Irlandia yang tengah bersinar. Di sana, ia berkontribusi pada album Thunder and Lightning (1983), yang memperkenalkan nuansa baru dengan sentuhan heavy metal yang lebih modern.

Dengan permainan gitarnya yang cepat dan melodi yang memukau, Sykes tidak hanya membuktikan diri sebagai gitaris handal, tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia hard rock dan metal setelah Thin Lizzy bubar.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Kejayaan Bersama Whitesnake dan Album Ikonis 1987

Setelah meninggalkan Thin Lizzy, John Sykes bergabung dengan Whitesnake pada tahun 1984, membawa semangat baru yang menggelegar ke dalam band yang dipimpin oleh David Coverdale.

Ia memainkan peran krusial dalam menciptakan album legendaris Whitesnake (1987), yang mencetak sejarah dengan penjualan lebih dari 8 juta kopi di AS saja. Album ini melahirkan lagu-lagu ikonik seperti "Here I Go Again" dan "Is This Love", yang hingga kini masih menggema di hati para penggemar rock di seluruh dunia.

Gaya bermain gitar Sykes yang agresif dan melodius menjadi jantung kesuksesan album ini, meski hubungan profesionalnya dengan Coverdale diwarnai berbagai ketegangan.

Ironisnya, sebelum album tersebut dirilis, Sykes dipecat akibat konflik internal, namun jejaknya tetap terukir sebagai salah satu pencapaian paling gemilang dalam kariernya.

3. Keluar dari Whitesnake dan MemulaiPerjalanan Karier Solo

Setelah meninggalkan Whitesnake, Sykes membentuk band Blue Murder bersama drummer legendaris Carmine Appice dan bassis Tony Franklin, yang meluncurkan album debut mereka pada tahun 1989.

Meskipun album tersebut mendapatkan sambutan hangat, kesuksesan komersial yang diimpikan tak sepenuhnya terwujud. Dalam perjalanan kariernya, Blue Murder merilis dua album studio dan satu album live sebelum akhirnya bubar di pertengahan 1990-an.

Namun, semangat Sykes tak padam; ia melanjutkan perjalanan musiknya sebagai solois dengan merilis beberapa album, termasuk "Out of My Tree" (1995) dan "Loveland" (1997), di mana ia menjelajahi berbagai gaya, mulai dari balada yang menyentuh hati hingga dentuman heavy metal yang mengguncang.

Walau mungkin tak sepopuler masa kejayaannya, setiap karya solonya tetap mencerminkan keahlian dan dedikasinya yang tiada henti dalam dunia musik.

4. Terlibat Perseteruan di Dunia Musik

Sepanjang perjalanan kariernya, John Sykes tak lepas dari berbagai kontroversi yang melibatkan rekan-rekannya di band dan para produser. Salah satu momen paling menghebohkan adalah perseteruannya dengan David Coverdale, vokalis legendaris Whitesnake, yang berujung pada pemecatannya sebelum album Whitesnake meluncur.

Tak hanya itu, Sykes juga pernah berhadapan dengan produser rekaman karena merasa proyek musiknya kurang mendapatkan perhatian yang layak.

Meskipun konflik-konflik ini mewarnai perjalanan kariernya, semangatnya untuk menciptakan musik tak pernah pudar. Ia tetap dikenang sebagai gitaris yang gigih, terus berkarya meskipun harus menghadapi berbagai tantangan dalam industri musik yang keras.

5. Berjuang Lawan Kanker dan Dikenal Sebagai 100 Gitaris Metal Terbaik

Pada 20 Januari 2025, dunia musik kehilangan salah satu bintangnya, John Sykes, yang menghembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan kanker. Kepergiannya menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, penggemar, dan komunitas musik global.

Dalam pernyataan resmi, keluarga menggambarkan Sykes sebagai sosok yang baik hati dan karismatik, yang selalu bersyukur atas dukungan penggemarnya selama ini. Warisan musiknya, dari karya-karya gemilang bersama Thin Lizzy hingga album solo yang ikonik, akan terus hidup dalam ingatan sebagai bagian penting dari sejarah rock dan metal.

Meski Sykes lebih suka dianggap sebagai gitaris blues rock ketimbang heavy metal, gaya permainannya yang khas—dikenal dengan petikan cepat, garis not ganda, dan teknik tapping—menyebabkannya diakui sebagai salah satu dari "100 Gitaris Heavy Metal Terhebat Sepanjang Masa" oleh Guitar World.

Pada tahun 2011, ia juga dinobatkan sebagai salah satu dari "50 Pahlawan Gitar yang Tidak Mainstream," menegaskan posisinya sebagai ikon klasik di dunia hard rock tahun 1980-an.

6. Apa kontribusi terbesar John Sykes dalam musik?

Sykes dikenal atas perannya dalam album Whitesnake (1987) dan gaya bermain gitar yang inovatif.

7. Apa band yang paling ikonis bagi karier John Sykes?

Thin Lizzy dan Whitesnake menjadi tonggak penting dalam perjalanan kariernya.

8. Mengapa John Sykes meninggalkan Whitesnake?

Konflik internal dengan David Coverdale menjadi penyebab utama pemecatannya dari band tersebut.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending