Diperbarui: Diterbitkan:
Akibat peristiwa itu konser menjadi terhenti di saat Peterpan membawakan lagu kelimanya Mungkin Nanti sekitar pukul 20.30 WIB.
Selain Ariel, ratusan penonton yang berada di tengah stadion lebih dulu terkena lemparan batu sehingga belasan penonton dilarikan ke berbagai rumah sakit di Cirebon, empat diantaranya masuk UGD Rumah Sakit Gunung Jati.
Seorang petugas Dalmas Polresta, Bripda Yudiyanto juga dilarikan ke rumah sakit karena terkena lemparan batu saat akan membubarkan para perusuh di luar stadion.
Advertisement
Menurut Novi (17), siswi SMA 3 Cirebon, tanda-tanda kerusuhan sudah terjadi saat Paterpan membawakan lagu ketiga yaitu Kupu-kupu Malam dimana ratusan batu sebesar kepalan tangan berterbangan ke bagian tengah sehingga penonton di tengah berusaha menyingkir menyebabkan munculnya aksi saling dorong.
Sebagian besar penonton wanita akhirnya diminta untuk berlindung dibalik panggung, namun banyak penonton yang tidak sempat menghindari terjangan batu sehingga mengalami luka-luka.
Tiga penonton mengalami luka parah karena batunya tepat mengenai kepala yaitu Sutana (20), warga Desa Jamblang Cirebon, Poniman, warga Pancoran Mas Depok yang juga suami dari kru Go Show, dan Vidia (19), warga Jl Cipto Cirebon, ketiganya dirawat di RS Gunung Jati Cirebon.
Satu korban lagi yaitu Indri (17), gadis warga JL Cideng Raya, Cirebon dirawat akibat satu jari tangannya nyaris putus terkena sabetan clurit seorang preman saat akan masuk konser.
Kerusuhan dimulai di luar stadion sekitar pukul 19.30 WIB atau setengah jam sebelum Paterpan masuk panggung, dimana ratusan penonton melempari aparat kepolisian dengan batu, setelah itu mereka merusak pagar stadion agar bisa masuk tanpa karcis, walapun tarif karcis banyak yang diobral Rp10.000 untuk tiga karcis saat konser dimulai.
Sejumlah penonton wanita yang akan masuk stadion juga terlihat menangis karena banyaknya sekelompok pria jahil yang berusaha meraba-raba bagian terlarang.
Setelah polisi yang kalah jumlahnya menyingkir, para perusuh semakin merajalela dan melempari batu ke dalam stadion sehingga penonton di dalam menjadi kocar kacir menghindari lemparan, namun banyak pula yang balas melempar ke luar stadion.
Para penggemar Peterpan mengaku heran dengan harga karcis yang terlalu murah sehingga memicu munculnya gelombang penonton yang mencapai sekitar 10.000 orang dan tidak bisa diimbangi dengan jumlah personil yang terbatas.
Minimnya jumlah personil itu karena pada saat yang sama polisi juga mengamankan acara Panjang Jimat di empat tempat di Cirebon yaitu Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Makam Sunan Gunung Jati.
"Lebih baik konser diadakan di dalam gedung saja lebih aman, sebab sudah dua kali konser di Stadion Bima ini terjadi aksi lempar batu seperti konser Slank bulan kemarin," kata Suwandi, pemuda warga Kesambi, Cirebon.
Seperti diberitakan sebelumnya hujan batu juga mewarnai konser grup musik Slank yang digelar di Stadion yang sama tanggal 5 Maret 2006 lalu yang menyebabkan belasan orang mengalami luka-luka.
Masih belum jelas, seberapa parah luka-luka Ariel Peterpan, karena para wartawan juga masih belum bisa menjumpai vokalis asal Bandung itu yang setelah kejadian memilih berdiam diri di Hotel Puri Santika.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(*/dar)
Advertisement