ASAP Kawinkan Angklung dan Rock
Kapanlagi.com - Alat musik tradisional angklung di tangan seniman angklung kawakan kelahiran 23 Januari 1937, Mr. Joes Roesadi makin mendunia. Joes Roesadi tak lain penerus almarhum Daeng Sutigna, maestro angklung kelahiran Garut 13 Mei 1908, yang lebih dulu mengawali perjalanan angklung dari bumi Indonesia. Kini di tangan seniman itu, alat musik bambu tersebut semakin menunjukkan jati dirinya.
Bersama angklung Arumba (Alunan Rumpun Bambu) yang didirikannya sejak tahun 1964, alat musik asli Indonesia itu makin dikenal luas hingga ke berbagai penjuru dunia. Ini dibuktikannya ketika Roesadi dan Arumba melakukan lawatan ke Kuala Lumpur Malaysia tahun 1977, dan sempat mendapatkan peliputan harian Malay Mall, tertanggal 25 Juli 1977.
Setelah itu, secara bergilir Arumba melanglang ke Eropa, Amerika Serikat, hingga berbagai pojok dunia lainnya. Terakhir, setelah turut serta dalam diplomasi kebudayaan dengan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004) di Paris, Prancis, Arumba pamer kebolehan di Teheran, Iran di sebuah gedung Kesenian yang berwibawa di sana, 2006 lalu.
Kini setelah perjalanan panjang dan raihan puluhan tanda penghargaan di tangannya, Roesadi harus mampu menjawab tantangan ASAP. Sebuah grup band beraliran pop rock yang mengajaknya berkolaborasi menghasilkan sebuah kemungkinan harmonisasi baru dalam bermusik.
Advertisement
ASAP yang berawak Donny Lesmana (gitar), Donald Akihary (drum), Nada Nadiar (bas), Aldy (vokal) baru saja merilis album anyar INGATKAH KAMU. Album yang bernaung di bawah label Michelin Record dan mengandalkan single Mencintaimu itu, mempunyai niat mulia. ''Memperkenalkan kembali sekaligus menjaga angklung dalam ranah musik Indonesia,'' tutur Donny Lesmana di sela pembuatan video klip di Cibubur, Jabar, akhir pekan lalu.
Dengan mengawinkan musik angklung dan musik pop rock usungan grup bandnya, Donny yakin ada nuansa baru dalam musikalitas ASAP. Hal yang diamini drummer Gilang Ramadhan. Bagi Gilang yang biasa melakukan pengembaraan musikalitas dengan alat bunyi baru seperti angklung misalnya, apa yang dilakukan ASAP dan Mr. Joes Roesadi patut mendapat perhatian tersendiri.
''Di tengah hilangnya jati diri bangsa Indonesia yang tidak pandai menjaga dan memelihara alat musik tradisional yang notabene adalah produk kebudayaan leluhurnya, ASAP dan Pak Roesadi telah melakukan terobosan yang baik,'" kata Gilang.
Sebuah ikhwal yang tentu saja membuat Roesadi gembira. Roesadi yang bersama Arumba telah menelurkan empat album angklung, kurun waktu tahun 1970 hingga tahun 1980-an, gembira dengan ikhtiar personel ASAP, yang sebenarnya seusia cucunya itu. ''Dengan kolaborasi angklung dan rock, generasi muda akan tahun angklung adalah alat musik asli Indonesia,'' katanya. Kolaborasi bagi Roesadi dan Arumba bukanlah sesuatu yang baru.
Dulu, ceritanya, mereka kerap membawakan lagu-lagu Top 40 seperti tembang Goodbye milik Air Supply, ''Hanya dengan tambahan bas gitar dan drum,'' katanya. Jadi, tekannya, dia akan berpikir keras untuk menghasilkan sebuah harmoni baru dengan ASAP, lewat bebunyian angklung kesayangannya.Â
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
(kpl/wwn/tri)
Advertisement
