Diterbitkan:
Ada satu lagu yang sangat identik dengan gerakan terlarang ini yaitu Genjer-Genjer. Satu karya dari seniman asli Banyuwangi ini memang sempat dilarang untuk diperdengarkan dan dimainkan setelah PKI dicap sebagai gerakan berbahaya.
Di balik kisah seram yang menempel dalam Genjer-Genjer, berikut ini fakta-fakta tentang lagu yang dicap PKI ini. Yuk kita simak KLovers.
© latitudes.nu
Genjer-Genjer merupakan buah karya dari Muhammad Arief, salah satu seniman asal Banyuwangi, Jawa Timur. Lagu ini merupakan cerminan kehidupan sosial masyarakat pada penjajahan Jepang.
Keterbatasan pangan pada penjajahan Jepang membuat Arief tergelitik untuk mendokumentasikannya dengan sebuah karya. Dan lahirlah lagu Genjer-Genjer.
Genjer merupakan tanaman gulma yang menjadi pengganti daging karena susahnya mencari pangan pada zaman penjajahan. Tanaman yang tumbuh di rawa ini biasanya dikonsumsi oleh ternak seperti itik.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Bing Slamet - harmonicalm.files.wordpress.com
Setelah diciptakan, Genjer-Genjer sempat menghiasi playlist di radio. Lagu ini menjadi salah satu hits di pada tahun 1950-1960.
Banyak penyanyi top masa itu yang membawakan ulang lagu ini. Seperti penyanyi Bing Slamet dan Lilies Suryani yang menjadi idola masyarakat saat itu.
Berikut lirik dari lagu Genjer-Genjer:
Genjer-genjer nong kedo'an pating keleler
Genjer-genjer nong kedo'an pating keleler
Ema'e thole teko-teko mbubuti genjer
Ema'e thole teko-teko mbubuti genjer
Oleh satenong mungkur sedot sing toleh-toleh
Genjer-genjer saiki wis digowo mulih
Genjer-genjer esuk-esuk didol neng pasar
Genjer-genjer esuk-esuk didol neng pasar
Dijejer-jejer diuntingi podo didasar
Dijejer-jejer diuntingi podo didasar
Ema'e jebeng podo tuku gowo welasar
Genjer-genjer saiki wis arep diolah
TERJEMAHAN:
Genjer-genjer ada di lahan berhamparan
Genjer-genjer ada di lahan berhamparan
Ibunya anak-anak datang mencabuti genjer
ibunya anak-anak datang mencabuti genjer
Dapat sebakul dipilih yang muda-muda
Genjer-genjer sekarang sudah dibawa pulang
Genjer-genjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Genjer-genjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Ditata berjajar diikat dijajakan
Ditata berjajar diikat dijajakan
Emaknya jebeng beli genjer dimasukkan dalam tas
Genjer-genjer sekarang akan dimasak
Advertisement
© http://dimasottok.blogspot.co.id
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, Muhammad Arief bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Indonesia (LEKRA). Lembaga ini erat kaitannya dengan PKI.
Salah satu tokoh Lekra yang juga tergabung dalam PKI, Njoto ternyata sangat menyukai lagu ini. Njoto sendiri memprediksi lagu ini akan berkembang dan meluas. Terbukti beberapa kali lagu ini sempat disiarkan di TVRI kala itu.
Dari sini, banyak musisi yang berasal dari PKI membawakan lagu ini. Setelah pemerintah Orde Baru menetapkan pelarangan setiap produk PKI, lagu ini pun ikut daftar hal yang harus disisihkan.
Ahmad Yani dilantik. ©sumber buku Amelia A.Yani/Ahmad Yani Tumbal Revolusi
Usai terjadinya peristiwa G 30 SPKI, para mahasiswa kritis pada zaman tersebut melakukan aksi protes. Salah satu bentuknya adalah membuat plesetan dari lagu Genjer-Genjer.
Mereka mengganti lagu Genjer-Genjer menjadi Jendral-Jendral. Karya plesetan ini dimuat pada harian KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
Berikut ini liriknya:
Jendral Jendral Nyang ibukota pating keleler
Emake Gerwani, teko teko nyuliki jendral
Oleh sak truk, mungkir sedot sing toleh-toleh
Jendral Jendral saiki wes dicekeli
Jendral Jendral isuk-isuk pada disiksa
Dijejer ditaleni dan dipelosoro
Emake Gerwani, teko kabeh milu ngersoyo
Jendral Jendral maju terus dipateni
Artinya:
Jendral Jendral di ibukota banyak begelimpangan
Induknya Gerwani datang-datang menculik jendral
Sudah penuh satu truk, mereka menangkap saksi mata
Jendral-Jendral sekarang sudah ditangkap
Jendral Jendral pagi-pagi sudah disiksa
Dibariskan, diikat dan dianiaya
Induknya Gerwani datang semua ikut bersaksi
Jendral jendral maju terus dibunuh
Video klip \'Aku Dimana?\' - Dialog Dini Hari
Setelah Orde Baru berakhir dan bebasnya masyarakat untuk berpikir, banyak musisi Tanah Air yang membawakan ulang lagu ini. Meskipun telah bebas, Genjer-Genjer lebih populer dimainkan di ranah Indie.
Musisi lokal yang membawakan lagu Genjer-Genjer antara lain adalah Dadang Pranoto (Dialog Dini Hari / Navicula), grup rap asal Bandung Eyefeelsix dan band reggae Jawaika. Mereka memainkan lagu ini dengan versinya sendiri.
Setelah melihat semua paparan sejarah tentang lagu Genjer-Genjer ini, apakah menurut kalian lagu ini berbahaya? Well, semua tergantung pada pemikiran kalian tersendiri KLovers.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/otx)
Advertisement