Rp 5 Miliar Minuman Alkohol Ludes di Dreamfields 2014 Bali!

Kapanlagi.com - Banyak anggapan bahwa mereka pecinta musik EDM (Electro Dance Music) adalah kalangan berduit. Untuk menikmati musik seperti itu, haruslah datang ke sebuah party di cafe, clubbing semalam suntuk dan tentunya ditemani minuman beralkohol.

Meskipun tidak selalu seperti itu, faktanya alkohol dan musik EDM memang begitu erat hubungannya. Sehingga saat salah satu ajang musik EDM terbesar di dunia, Dreamfields 2014 digelar di Garuda Wisnu Kencana - Bali pada 11-17 Agustus 2014, para pengusaha minuman alkohol mampu tersenyum lebar. Seorang pengusaha minuman alkohol asal Malang mengaku di malam puncak Dreamfields 2014 mampu menggerakkan Rp 5 miliar untuk pembelian minuman keras.

"Tahun lalu aku supply untuk sebuah party besar yang gak semegah Dreamfields 2014 bisa dua miliar ludes. Kalau dalam event gini yang dijual biasanya minuman impor dengan harga minimal perbotol Rp 100 ribu dan Rp 750 ribu untuk Liquor. Kalau Cocktail biasanya rata-rata Rp 250 ribu pergelas," papar pengusaha yang enggan disebutkan namanya ini.

"Kalau mereka pikir di pesta ginian cuma ada alkohol, bodoh banget! Alkohol nggak ada apa-apanya dibandingkan drugs. Drugs di party semacam ini bisa nggak habis-habis dan nilainya lebih gede. Butuh berapapun jumlahnya, aku punya jalurnya. Bisa beli tanpa duit seri dan supply gak bakal habis. Omong kosong itu nggak ada barang, ini bukan rahasia lagi," jelasnya berapi-api.

Soal minuman keras ilegal di Indonesia sendiri rupanya nilai penjualannya sampai 200-300% lebih besar daripada ilegal. Disebut ilegal karena minuman-minuman alkohol itu tidak membayar pajak dan diselundupkan.

"Acara pesta seperti ini cuma bisa dinikmati dengan alkohol dan drugs. Kalau mereka bisa tahan goyang tiga jam dengan musik seperti ini, pasti mengonsumsi sesuatu. Karena pesta begini beda dengan konser yang musiknya bisa dinikmati," usai sang pengusaha.