Orkestra Megah Tanpa Celah Dream Theater di Senayan

Penulis: Adhib Mujaddid

Diperbarui: Diterbitkan:

Orkestra Megah Tanpa Celah Dream Theater di Senayan Dream Theater @Foto: KapanLagi.comĀ®/Bambang E Ros
Kapanlagi.com -
Oleh: Djoko Poerwanto


Dream Theater


 memang bukan untuk pertama kali datang ke Indonesia pada Minggu, (26/10). Namun tetap saja konser yang mereka gelar di Lapangan D kompleks GBK Senayan, Jakarta bak magnet yang menyedot ribuan fans dari berbagai penjuru untuk hadir. Mereka seolah tak peduli dengan konser besar lain yang digelar di saat bersamaan di Jakarta.


Gate konser yang merupakan rangkaian tur Dream Theater Along The Ride Tour 2014 ini mulai dibuka pukul 17.30. Penonton yang sudah tiba sejak beberapa jam sebelumnya langsung berlarian mencari posisi strategis di venue. Sementara itu di berbagai sudut venue tampak tenda-tenda yang menjual makanan hingga merchandise resmi yang harganya kira-kira hampir separuh dari harga tiket.


Penonton konser didominasi oleh fans berusia 25 hingga 50 tahun. Tak hanya dari Indonesia, tampak beberapa di antaranya bule atau turis Asia, termasuk Jepang. Mereka ikut antri sebagaimana penonton lainnya di pintu masuk.


Penonton mulai masuk jam 17.30 @foto: Djoko PoerwantoPenonton mulai masuk jam 17.30 @foto: Djoko Poerwanto


Tepat pukul 19.30, penyelenggara mulai menyemburkan tanda-tanda acara bakal dimulai. Mereka mulai membacakan petunjuk keselamatan bagi penonton apabila ada sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Sesaat kemudian, lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang.


Saat itu panggung masih gelap,  hanya ada layar raksasa memainkan animasi sureal. Tak lama kemudian, video reportoar album-album Dream Theater dari masa ke masa diputar dengan backsound lagu False Awakening Suite. Penonton pun mulai bersorak sorai hendak melepas kerinduan pada band pujaan.


Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Tanpa basa-basi, Dream Theater membuka aksinya dengan lagu False Awakening Suite dan The Enemy Inside, garang! Berikutnya mereka memilih On The Backs Of Angels. Gebukan drum Mangini sangat rapi. Benar-benar keputusan yang tepat saat Petrucci, Labrie, Myung dan Rudes kehilangan Portnoy di balik set drum.


Konser berkelas @foto: KapanLagi.com®/Bambang E RosKonser berkelas @foto: KapanLagi.com®/Bambang E Ros


Salah satu momen tak terlupakan di konser ini adalah saat mereka memainkan lagu Labrie. Petrucci dan kawan-kawan mengajak penonton singalong di bagian intro. Lagu berikutnya Through looking glass yang kemudian dilanjutkan dengan Trial of Tears dari album FALLING INTO INFINITY yang panjangnya tiga belas menit.


Komposisi maut Instrumental Enigma Machine menjadi hidangan berikutnya bagi fans. Di sini, Mangini unjuk gigi memainkan drum dan perkusi. Setelah itu dilanjutkan dengan lagu balad yang ribet, Along For A Ride. Lagu yang sempurna untuk dinyanyikan bareng-bareng.


Pertunjukan dilanjutkan dengan lagu terpanjang dari album A DRAMATIC TURN OF EVENTS, Breaking Of All Illusion sekaligus menutup sesi pertama konser. Break lima belas menit, sebuah  layar besar memainkan video-video lucu para personel Dream Theater yang dibuatkan action figure. Selain itu, mereka juga menayangkan  sama potongan-potongan klip dari Youtube cover lagu-lagu dari fans mereka.


Manjakan penoton @foto: KapanLagi.com®/Bambang E RosManjakan penoton @foto: KapanLagi.com®/Bambang E Ros


Stamina penonton sudah sedikit terisi saat sesi kedua digeber. Panggung dihajar dengan lagu-lagu lawas dari album AWAKE, The Mirror, Lie, Lifting Shadows off a Dream, Scarred. Permainan yang sekali lagi super ribet ini akhirnya ditutup dengan Illumination Theory.


Tentu saja konser belum benar-benar habis. Penonton yakin benar mereka tidak akan setega itu. Encore diberikan Dream Theater lewat Overture 1928 disusul dengan Deja Vu. Di tengah stamina tersisa penonton dan personel, lagu-lagu seperti The Dance of Eternity, Scene Nine: Finally Free mereka dengunngkan.


See you next time! @foto: KapanLagi.com®/Bambang E RosSee you next time! @foto: KapanLagi.com®/Bambang E Ros


Konser megah ini akhirnya benar-benar harus ditutup. Salah satu penoton di barisan depan memberikan bendera Indonesia dengan logo Dream Theater. Mereka berlima pun membentangkannya di panggung sambil berpamitan.


Secara keseluruhan, bisa jadi ini adalah salah satu best concert di Indonesia tahun 2014. Tidak ada glitch sama sekali, pertunjukan bersih dari error. Walau tak banyak gimmick, Dream Theater tampil mempesona dengan skill level dewa para membernya. John Petruci tak diragukan lagi sebagai salah satu gitaris terbaik dunia.


Sementara itu, vokal James Labrie juga powerfull. John Myung juga terlihat sangat piawai mencabik bass. Jordan Rudes yang terlihat hanya menggunakan satu keyboard dan iPad sukses bikin musik Dream Theater semegah orkestra. Mike Mangini? Gebukan drumnya rapi sekali, lagu-lagu warisan zaman Portnoy terasa nyaman di telinga.



(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/adb)

Editor:

Adhib Mujaddid

Rekomendasi
Trending