Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Ini bukan pertama kalinya Morrissey menggelar konser di Indonesia. Sebelumnya ia sudah pernah melakukannya tahun 2012 silam. Namun bukan berarti antusiasme penonton berkurang. Ribuan fans dari berbagai kota di Indonesia menyemut di Senayan Golf Driving Range, Jakarta, Rabu (12/10) kemarin.
Pria penggemar klub sepakbola Westham United ini membuka panggung dengan lagu Suedehead, Almamaters dan Everyday Is Like Sunday. Nyanyian kompak penonton membuat Morrissey tertegun. Di jeda lagu, dia memandangi penonton dan mulai menyapa.
"Ini benar-benar malam yang luar biasa. Terima kasih, terima kasih," kata Morrissey yang malam itu mengenakan kemeja biru disambut tepuk tangan penonton.
Advertisement
Intro lagu Kiss Me A Lot dimainkan, penonton kembali berdansa. Tampaknya kerinduan mereka selama empat tahun benar-benar terlampiaskan. Giliran Speedway, Ouijaboard, dan Let Me Kiss You ia suguhkan pada penonton. Di momen inilah Morrissey tiba-tiba melepas kemejanya dan melempar pada penonton.
Menariknya, penonton beruntung yang mendapatkan kemeja ini adalah Ryan D Masiv. Ia sempat berebut dengan penonton lainnya sehingga kemeja tersebut robek. Ryan sendiri hanya mendapatkan bagian lengan kemeja.
"Sebagai fans Morrissey puas. Apalagi dapet kemejanya, walaupun hanya lengannya. Wangi," kata Rian sambil tertawa beberapa saat setelah konser.
Setelah ke balik panggung untuk ganti baju, Morrissey kembali mengajak fansnya berdialog. Kali ini ia membahas Donald Trump, kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik.
"Kalian suka Donald Trump?" tanya Morrisey. Ribuan penonton pun reflek menjawab, "No!". "Aku sangat terkejut. Berarti kalian tahu lagu ini, World Peace is None of Your Business."
Salah satu klimaks konser terjadi saat Morrissey memainkan salah satu singlenya yang paling populer, First Of The Gang. Penonton serentak bernyanyi tanpa diminta. Sebagian malah berdendang sambil memejamkan mata, benar-benar meresapi lagu.
Suasana sedikit kelam terjadi ketika Morrissey menyihir penonton dengan lagu Meat Is Murder. Lagu ini merupakan ungkapan perasaan Morrissey sebagai penyayang binatang, sekaligus bentuk protes pada perlakuan keji pada binatang. Visual di panggung menggambarkan penyiksaan, penyembelihan hewan seolah mempercepat pesan yang dikirimkan Morrissey pada penontonnya. Pada intinya, ia mengajak kita untuk lebih menyanyangi binatang.
Lagu ini memang terasa begitu emosional. Pria 57 tahun ini hanya mengucapkan kata 'Thank you' sebelum berlalu ke belakang panggung. Meat Is Murder sekaligus menjadi penutup konser yang dipromotori oleh Kios Play ini.
Ribuan penonton seolah masih belum puas melampiaskan kerinduannya pada Morrissey. Sembilan belas lagu yang dibawakan rasanya masih kurang. Mereka masih berharap Morrissey kembali memberikan kejutan. Teriakan 'We want more' berulang-ulang ternyata tidak mampu mengundang Morrissey kembali ke atas panggung.
"Seneng Mas bisa lihat konser Morrissey. Dia legenda bagi saya dan saya berharap dia konser lagi di Indonesia," ujar salah satu penonton pada KapanLagi.com® sambil beranjak keluar venue.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/adb)
Advertisement