Diterbitkan:
"Sebetulnya bukan berarti tanpa pertimbangan membuat album lagi. Masak masih ada yang mau dengerin suara saya. Tapi saya dapat support dari suami. Dia menyadari ini dunia saya sebelum saya menikah. Dan saat saya ingin kembali, dia sangat mendukung," ujar Mayang ditemui di studio 38, Tanah Kusir, Jaksel, Rabu (7/5).
Di tengah maraknya pembajakan, Mayang merasa album tetap harus dibuat sebagai bentuk tanggungjawabnya pada kesenian. "Ini bukti keseriusan saya berusaha lebih baik untuk melakukan apa yang bisa saya lakukan. Pada intinya buat album mengobati kerinduan saya menyanyi. Yang kedua mengobati kerinduan orang yang ingin mendengar suara saya," jelasnya.
Meskipun penjualan album lesu, Mayang optimistis ada jalan lain untuk memperkenalkan lagu-lagunya. Dukungan manajemen membuatnya semakin yakin melangkah ke depan.
Advertisement
"Kita tahu industri musik Indonesia kayak apa. Acara musik juga terbatas. Pembajakan luar biasa. Banyak seniman merasa mati suri. Sebetulnya kita punya celah, kita harus cerdas. Saya merasakan, tapi tim saya luar biasa mencari celah untuk mempromosikan musik saya," katanya.
Fenomena penjualan album di restoran siap saji menurutnya sah-sah saja. Media televisi tidak harus menjadi acuan utama untuk mempopulerkan lagu. "Sekarang jual album aja ke restoran junk food dan itu jalan. Itu yg terjadi sekarang. Bagaimana kita tetap berkarya dan jaga eksistensi kita itu yang utama," tegasnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/uji/gtr)
Advertisement