Diperbarui: Diterbitkan:
Usai tausyiah, Hedi membuka konsernya sambil menunggu waktu berbuka puasa lewat lagu yang berjudul Astagfirulloh. Di lagu pertamanya itu, Hedi sudah tak kuasa menahan air matanya lantaran lirik lagu tersebut yang begitu dalam.
"Kenikmatan seperti ini yang tidak didapat ketika membawakan lagu biasa. Ketika membawakan lagu religi, ada sesuatu rasa yang tidak bisa terbendung, jadi sangat tersentuh," ujar Hedi Yunus saat ditemui di Pejaten House, Jakarta Selatan, Sabtu (26/6).
Lagu kedua berjudul Shalat, lagu yang diciptakannya pada tahun 2002 ini menggambarkan bahwa shalat merupakan kebutuhan baginya bukan lagi sebuah kewajiban. Sedangkan di lagu ketiga, Hedi menceritakan bagaimana kegamangan hatinya ketika sendiri di malam hari.
Advertisement
"Sejak kecil saya selalu diajarkan ibu saya untuk shalat. Seiring berjalannya waktu, saya merasa shalat sebagai suatu kebutuhan. Seperti kalau haus kita minum," katanya.
"Saat malam saya suka merasa sepi melewati malam sulit mencari teman untuk ngobrol. Akhirnya saya merasa lewat shalat Tahajud tidak merasa sepi lagi. Akhirnya saya menuangkan isi pikiran pada sebuah lagu Tahajud yang juga dibantu oleh rekan saya Yovie Widianto," paparnya.
Jelang adzan Magrib, Hedi membawakan 3 lagu terakhir, yakni Bersyukur Jadi Muslim, Ramadhankan Hatiku dan single yang baru saja dirilisnya yang berjudul Doa.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/hen/mhr)
Advertisement