'EVERYTHING WILL BE ALRIGHT IN THE END', Cara Weezer Tebus 'Dosa'

Penulis: Adhib Mujaddid

Diperbarui: Diterbitkan:

'EVERYTHING WILL BE ALRIGHT IN THE END', Cara Weezer Tebus 'Dosa' Weezer @foto: https://www.facebook.com/weezer
Kapanlagi.com -
Oleh: @adhibmujaddid


Sekali memplokamirkan diri sebagai fans Weezer, maka selamanya seseorang akan konsisten dengan pilihannya tersebut. Alasannya, Weezer punya nilai lebih yang khas baik secara musikalitas maupun karakter. Namun beberapa album terakhir yang mereka rilis sebenarnya masih jauh dari ekspektasi fans.


HURLEY (2010), RADITUDE (2009), WEEZER (2008) tidak bisa dibilang sebagai album jelek. Tapi untuk ukuran band sekelas Weezer, jelas mereka sebenarnya bisa memberikan lebih dari itu. Kabarnya, 'kegagalan' itu tak lepas dari tuntutan label yang menginginkan Weezer lebih bersahabat dengan trend musik era kini.


Usai menyadari ada yang tak beres, Rivers Cuomo dan kawan-kawan seolah berontak. Sebuah album disiapkan benar-benar matang. lengkap dengan mesin waktu di dalamnya, EVERYTHING WILL BE ALRIGHT IN THE END. Album yang rilis pada 7 Oktober 2014 ini dijanjikan bakal membuat fans bernostalgia dengan Weezer era sebelum 2000-an.


Rivers tak tanggung-tanggung mempersiapkannya. Mereka menggaet produser sekaligus kawan lamanya, Ric Ocasek. Pria ini adalah sosok di balik sukses album-album lawas Weezer. Kombinasi yang ternyata mampu memberikan hasil yang memuaskan. Weezer is back!


EVERYTHING WILL BE ALRIGHT IN THE ENDEVERYTHING WILL BE ALRIGHT IN THE END


EVERYTHING WILL BE ALRIGHT IN THE END dibuka dengan track kencang penuh semangat, Ain't Got Nobody. Anthemic song ini cocok di-set sebagai pembuka konser. Kocokan gitar rancak dan rata. Melodi dan vokal Rivers sudah mampu menjawab kerinduan fans dengan era keemasan band asal Los Angeles ini.


Begitu Ain't Got Nobody ditutup dengan manis, telinga fans langsung dipaksa mendengarkan melodi intro kasar namun catchy di Back To The Shack. Ini adalah single pertama mereka sekaligus pemuat pesan utama album. Rivers dan kawan-kawan seolah tahu bahwa mereka telah tersesat dan sudah menemukan jalan pulang.


Weezer sudah beberapa kali memasukkan nama-nama band favoritnya di dalam lirik lagu. Di album ini, mereka kembali melakukannya. Bedanya, mereka tak menyebutkan nama, namun lebih fokus pada menggambarkan betapa hebat idola mereka. Judul lagunya adalah Eulogy For A Rock Band, puja-puji untuk band kesayangan.


Rivers, pengemudi mesin waktu @foto: splashnewsRivers, pengemudi mesin waktu @foto: splashnews


Lebih lanjut tentang Eulogy For A Rock Band, banyak yang memperkirakan lagu ini ditujukan untuk KISS, band yang memang banyak berpengaruh pada selera musik Rivers. Sepertinya, beberapa tahun kemudian lagu ini akan dinyanyikan oleh fans muda mereka sambil membayangkan wajah Rivers dan kawan-kawan.


Kocokan rhythm gitar yang monoton memang sudah sering dijumpai di banyak lagu Weezer sebelumnya. Itu memang salah satu ciri khas mereka. Namun entah, tetap saja mereka mampu mengemasnya menjadi segar dan menyenangkan. Setidaknya itu ditunjukkan pada track berikutnya, Lonely Girl.


Komposisi yang sedikit nyeleneh namun nikmat tersaji di track berikutnya, I've Had It Up To Here. Nyeleneh, terutama di bagian mereka memainkan gitar dan cara Rivers bernyanyi. Namun, semua kembali ke jalur yang 'benar' pada bagian reff. Salah seorang teman di kantor saya menjadikan track ini sebagai favoritnya.


The British Are Coming dipilih menempati track nomor tujuh. Lebih datar dibanding lagu-lagu sebelumnya. Namun yang lebih penting, Rivers sudah beralih dari Asia atau Jepang yang sering ia libatkan di album. Kali ini ia memasukkan Britania.


Melodi-melodi 'jenaka' memang sudah identik dengan Weezer. Kali ini itu mereka perlihatkan lagi di single Da Vinci. Sekilas, fans Weezer pasti teringat pada cara mereka memainkan gitar pada lagu El Scorcho atau Pork and Beans.


Kembali ke jalur lama @foto: www.facebook.com/weezerKembali ke jalur lama @foto: www.facebook.com/weezer


Pertama kali memutar album ini, Go Away adalah single yang memaksa saya untuk memutarnya ulang. Selain ada suara vokalis cewek, saya merasa penasaran dan ingin meyakinkan lagi apa yang baru saya dengar. Duet Rivers dan Bethany Cosentino benar-benar renyah dan Weezer banget. Saya langsung teringat dengan B-Side album mereka era BLUE ALBUM.


Cleopatra yang berada di komposisi nomor sembilan dipilih salah satu kawan saya sebagai track favorit. Bagi saya, bagian paling menarik dari lagu ini adalah bagaimana Rivers part chorus dengan sedikit 'geram'. "Five, ten, fifteen, twenty, twenty-five, thirty, thirty-five, forty. You're older, you're colder."


Memasuki bagian akhir komposisi lagu, Weezer mulai memainkan melodi-melodi suram, tepatnya mulai track Follish Father. Lagu ini sebenarnya sangat indah, dari awal dengan sentuhan koor pada bagian akhir. Kabarnya, suara koor pada bagian akhir lagu diisi oleh kawan-kawan Rivers di Facebook.


Ajak kawan-kawan di Facebook @foto: splashnewsAjak kawan-kawan di Facebook @foto: splashnews


Tiga lagu terakhir merupakan satu kesatuan yang mereka pecah, The Futurescope Trilogy, yakni I. The Waste Land, II. Anonymous, III. Return to Ithaka. I. The Waste Land adalah pembuka yang berisi pekikan gitar dan instrumen lainnya menuju menu utama. Dentingan piano langsung menyambut di track berikutnya, menandai bahwa kamu sudah hampir sampai di acara utama. Sudah ada vokal, namun pekikan gitar masih tetap mendominasi track.


Album ini ditutup dengan bagian terakhir dari saga tersebut, III. Return to Ithaka. Santapan penutup yang menyenangkan dan sebuah happy ending bagi album yang sangat dirindukan.


Secara umum, album ini sangat jempolan dan memenuhi ekspektasi besar seluruh fans. Sesuai dengan cover albumnya, Weezer bak singa besar yang marah, lapar dan rindu dengan era yang dicintainya. Sebuah album penebus 'dosa' dari band legendaris 90-an, sekaligus petunjuk bagi band muda dengan gaya sejenis.


Tracklist Everything Will Be Alright in the End:
1. Ain’t Got Nobody
2. Back To The Shack
3. Eulogy For A Rock Band
4. Lonely Girl
5. I’ve Had It Up To Here
6. The British Are Coming
7. Da Vinci
8. Go Away
9. Cleopatra
10. Foolish Father
11. The Futurescope Trilogy:
a. The Waste Land
b. Anonymous
c. Return To Ithaca



(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/adb)

Editor:

Adhib Mujaddid

Rekomendasi
Trending