8 Fakta Menarik di Balik Rivers Cuomo dan Weezer

Penulis: Natanael Sepaya

Diperbarui: Diterbitkan:

8 Fakta Menarik di Balik Rivers Cuomo dan Weezer
Weezer @Fameflynet
Kapanlagi.com - Siapa yang tidak kenal dengan Weezer. Band besar ini memulai debut musiknya sejak tahun 1994. Mengusung gaya musik yang mereka sebut gig rock, Weezer seakan tidak pernah kekurangan akal untuk menciptakan musik-musik hits.


Weezer baru saja merilis album baru, EVERYTHING WILL BE ALRIGHT IN THE END. Bersama produser yang sebelumnya telah sukses menggarap BLUE dan GREEN album, kali ini Weezer mencoba untuk tetap konsisten dengan gaya bermusiknya.


Tapi, band yang sudah menuai sukses besar, pasti sudah melalui berbagai pengalaman manis, pahit, bahkan unik. Nah, kali ini kita akan memberikan 8 fakta menarik dari band super, Weezer.

1. Sering Asma Ketika Kecil, Cuomo Dijuluki Weezer

Ide untuk memberi nama band ini berawal dari Rivers Cuomo. Sang Vokalis mengambil nama itu dari pengalaman masa kecilnya.

Ketika kecil, Cuomo sering menderita sesak napas. Karena penyakit rutinnya inilah Cuomo dijuluki weezer oleh teman-temannya di sekolah. Karena julukan masa kecil Cuomo, akhirnya dia memutuskan untuk memberi nama band ini Weezer.

Kalau nggak ada julukan seperti itu, mungkin band super ini juga belum tentu bisa seperti sekarang ya. Tapi, kenapa ya julukan orang asma itu Weezer? Kalau kalian tahu alasannya, tulis komentar kalian ya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Dulu, Rivers Cuomo Adalah Anak Metal

Setiap musisi ataupun anak band, pasti pernah mencoba untuk mulai menulis lagu atau main ke studio ketika masih kecil. Dari hal seperti itu, biasanya mereka akan mulai mencari jenis musik apa yang benar-benar mereka suka.

Nah, Kalau Rivers Cuomo mulai menulis lagu ketika dia masih berumur 14 tahun. Dengan judul Fight For Your Right, Cuomo menyebut lagu pertamanya sebagai Kiss style heavy metal anthem. Setelah itu, dia membentuk sebuah band metal yang diberi nama Avant Garde dan berubah menjadi Zoom ketika pindah ke Hollywood.

Kalau melihat kelakuan sang vokalis yang polos seperti anak-anak itu, sepertinya lagu-lagu Weezer memang terkesan polos ya. Tapi jangan salah, meski liriknya terkesan kekanakan dan polos, pesan di dalamnya tetap berbobot.

3. Siapa Stephen di Lagu Say It Ain't So?

Kalian tahu lagu Say It Ain't So? Sepertinya lagu ini termasuk salah satu lagu Weezer yang tidak akan lekang oleh jaman. Dibalik lagu yang penuh dengan emosi ini, rupanya ada kisah yang cukup memilukan.

Ketika masih remaja, sang vokalis tahu kalau kedua Ibu dan Ayahnya akan bercerai. Hal itu diketahuinya ketika Cuomo membuka kulkas dan menemukan botol bir yang berarti, Ayah tirinya kembali ke kebiasaan minum-minumnya.

Nama Stephen pada bagian bridge lagu itu rupanya adalah nama sang Ayah tiri Rivers Cuomo. Wajar kalau emosi pada lagu ini memang terasa pada bagian reff.

4. Setelah Blue Album, Temanya Adalah Space Rock

Selain GREEN album, BLUE album adalah salah satu album hits milik Weezer. Coba saja dengar lagu-lagu seperti Say It Ain't So atau My Name Is Jonas, kalian pasti setuju kalau album ini dijuluki sebagai salah satu album terbaik milik Weezer.

Tapi, tahukah kalian kalau sebenarnya setelah album tersebut, Weezer ingin mencoba sesuatu yang baru pada album berikutnya? Ya, sebelum PINKERTON, ada sebuah tema besar yang ingin dipakai oleh Weezer. Mereka menginginkan tema space themed rock opera untuk album baru mereka.

Jadi, sebelum Pinkerton, ada album yang berjudul SONGS FROM THE BLACK HOLE. Album ini adalah project Weezer yang belum selesai dan harus terpaksa dikesampingkan di tengah-tengah proses penulisan lagu. Album yang belum sempat selesai itu kemudian berubah menjadi album PINKERTON.

5. Rivers Cuomo Pernah Menjadi Mahasiswa Harvard

Jika Pattrick punya The Rentals sebagai side project, Cuomo justru memilih kuliah sebagai sampingannya. Tidak main-main, dia mengajukan diri ke universitas Harvard.

Ya, Cuomo pernah masuk ke Harvard ketika tahun 1995. Ketika itu, Weezer sedang mengadakan soundcheck yang kebetulan jarak antara venue dan kampus itu memang berdekatan. Selesai melakukan soundcheck, Cuomo langsung mendaftarkan diri ke Harvard dengan essay yang berisi tentang perasaannya yang dipengaruhi gaya hidup rock star Cuomo sendiri.

Meski sebelumnya sudah kuliah di Cambridge, Cuomo masuk ketika tahun kedua dan hanya menghabiskan beberapa semester saja. Nah, memang pendidikan itu nomor satu ya.

6. Tired Of Sex Bukti Cuomo Masih Menghargai Pacarnya

Cuomo selalu jujur dalam menulis lirik lagu-lagu Weezer. Mulai dari nama, tempat, bahkan detail tahunnya pun ditulis oleh Cuomo. Itulah yang membuat lagu-lagu Weezer terasa polos dan jujur.

Tapi, ada salah satu lagu yang liriknya sempat diganti oleh sang vokalis. Dalam lirik lagu Tired Of Sex yang asli, Cuomo menyebutkan nama pacarnya, Gwen. Namun, atas permintaan sang pacar, Cuomo akhirnya mengganti nama Gwen di lirik itu menjadi Lyn.

Hal ini dilakukan, bukan berarti Cuomo takut dengan sang pacar. Tapi karena lirik lagu itu sendiri dan sikap Cuomo yang masih menghargai pacarnya.

7. Yang Disukai Cuomo Adalah Album Kedua

Album yang berjudul PINKERTON ini merupakan album Weezer setelah BLUE album. Meskipun album ini adalah evolusi dari SONGS FROM THE BLACK HOLE, tapi Rivers Cuomo paling suka dengan yang satu ini.

Alasan Cuomo menjadikan PINKERTON sebagai album favoritnya adalah karena di album itu dia digambarkan sebagai seorang pelaut Amerika yang berlayar ke Jepang. Di negeri sakura itu, dia bertemu dengan seorang gadis Nippon, menjalin hubungan, kemudian meninggalkannya.

Bukan berlagak sebagai seorang pria playboy atau kurang ajar, Cuomo hanya senang dengan ide cerita unik ini. Jadi, bukan karena Cuomo ingin menjadi seorang pemain wanita ya.

8. We Are All On Drugs Ada Versi Alternatifnya

Lagu We Are All On Drugs menjadi single kedua dari album MAKE BELIEVE. Sayang , sebelum lagu itu rilis, Weezer harus membuat versi lain lagu itu agar mudah untuk dipromosikan.

Tidak mengganti aransemen, Weezer hanya Menggantinya menjadi We Are All In Love. Ini dilakukan agar ketika single itu rilis, Weezer akan lebih mudah memasukkan lagunya untuk diputarkan di radio-radio.

Meski begitu, lagu ini tetap dikenal orang-orang dengan judul aslinya. Sebagai tambahan, Weezer tetap konsisten dengan musik gig rock, termasuk di album paling barunya, EVERYTHING WILL BE ALRIGHT IN THE END.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/ntn)

Editor:

Natanael Sepaya

Rekomendasi
Trending