Diperbarui: Diterbitkan:
Album ke-14 mereka ini, dikerjakan dengan melalui proses tahapan yang lumayan lama. Pasha cs mengerjakan runtutan jadwal rekaman hampir selama dua tahun penuh.
Hal ini dikarenakan, prospek musisi untuk merilis album di tengah situasi industri musik yang carut marut ini, harus penuh perencanaan yang tepat. Karena jika salah perhitungan, bisa jadi, rilisan mereka gagal total di pasaran.
Ditemui oleh KapanLagi.com® di Gedung Sinar Kasih pada Senin (20/10), secara eksklusif, Ungu berkomentar perihal kondisi Industri musik saat ini. Menurut Pasha, beberapa tahun lalu, musisi dapat benar-benar 'hidup' dari musik karena adanya layanan RBT.
Advertisement
"Musisi itu punya harapan besar terhadap pencapaian industri yang baik, contoh kasus kemarin, terkait ring back tone yang cukup membantu musisi indonesia untuk hidup," ungkapnya. Tapi setelah adanya kesalahan sistem, menjadikan layanan pendulang pundi-pundi uang bagi para musisi ini terpaksa harus ditutup.
"Tetapi setelah ada case yg mengakibatkan shut down, cukup berdampak terhadap kita. Sampai saat ini pun, masih belum ada solusi penggantinya," terang Pasha. Bahkan, hal ini semakin diperparah dengan banyaknya gerai toko musik yang gulung tikar, dikarenakan niat beli masyarakat terhadap rilisan fisik menurun drastis.
"Fisik album juga, sekarang sudah tidak trend, sudah tak ada toko kaset," terangnya. Jadi bisa dikatakan, memang benar-benar berat bagi musisi kita saat ini dalam berkarya di Industri musik. Semoga saja segera ada solusi untuk hal ini.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/aal/fnd)
Advertisement