Diperbarui: Diterbitkan:
Bermusik juga tak lepas dari kreativitas para pemainnya. Lagu hebat tak mesti tersusun dari permainan dan chord yang rumit. Bahkan dengan satu kunci nada atau biasa disebut chord, para musisi ini bisa membuat lagu hebat.
Ternyata ada lho beberapa lagu terkenal di era 60 hingga 2000-an yang hanya terdiri dari satu chord, tapi tetap asyik didengar. Nggak percaya? Coba deh kamu simak beberapa komposisi indah berikut ini. Udah siap?
Advertisement
The Beatles
Tak dipungkiri para musisi ini merupakan ikon besar dalam sejarah musik. Band yang dimotori oleh John Lennon dan Paul McCartney ini punya karya unik, dan bakal membuatmu kagum.
Single berjudul Tomorrow Never Knows ini merupakan salah satu masterpiece grup asal Liverpool, Inggris tersebut. Meski hanya terdiri dari satu chord, lagu ini tak membosankan kok.
Lagu ini diciptakan pada 1966 oleh John Lennon, sang vokalis yang meninggal karena insiden penembakan. Salah satu ciri karya buatannya adalah yang punya chord sederhana.
Di sini lah perbedaan Lennon dan Macca dalam menulis lagu. Di sisi lain, Macca yang secara teknis lebih mengerti musik berada di balik lagu-lagu Beatles yang lebih melodis.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Aretha Franklin
Nama besar Aretha Franklin sebagai diva memang tak diragukan lagi. Karya-karyanya seperti God Bless the Child, Amazing Grace, dan Natural Woman menjadi daftar lagu legendaris yang dikenang sepanjang masa.
Namun di antara sejumlah tembang hits miliknya, lagu berjudul Chain of Fools ini punya keunikan lain. Dengan chord yang sangat sederhana, Aretha Franklin mampu menyihir para penikmat musik dengan kualitas vokalnya.
Lagu ini punya intro yang sangat khas dan tak asing bagi para penyanyi dan musisi. Meski diaransemen dengan cukup bervariasi, pada dasarnya lagu ini hanya berkutat dalam satu chord saja, yakni C Minor 7.
Chain of Fools sendiri tercantum dalam album LADY SOUL yang dirilis pada 1968 lalu. Pernah dengar lagunya?
Advertisement
Harry Nilsson
Harry Nilsson merupakan penyanyi sekaligus penulis lagu senior asal Amerika Serikat. Ia juga dikenal berkat kesederhanaannya dalam membuat karya.
Dikemas minimalis, bukan berarti lagunya tak berkualitas lho. Lagu Jump Into Fire dan Coconut contohnya. Di lagu pertama, ia menggunakan dua chord secara bergantian sepanjang 7 menit lebih. Dan di lagu Coconut, ia hanya menggunakan satu chord saja.
Dalam lagu berdurasi empat menit tersebut, ia menuangkan kemampuan terbaiknya untuk menciptakan nada agar tak terkesan datar. Bagaimana menurut kamu, berhasil?
CCR
Band lawas ini juga mencoba bereksperimen dengan single-chord song. Creedance Clearwater Revival (CCR) yang mengusung musik blues rasanya tak kesulitan untuk menghajar lagu semacam ini.
CCR rupanya tak hanya sekali melakukan eksperimen ini. Dalam lagu Keep on Cooglin' dan Run Through The Jungle, mereka menggunakan nada dasar D Mayor, dan itu saja. Tak ada chord lain.
Entah lagu semacam ini memang jadi ciri khas band-band gaek atau apa, tapi saat ini sepertinya sudah sangat jarang yang melakukannya ya.
Bonnie Prince Billy
Dari beberapa lagu di atas, persamaan apa yang kalian temukan? Yap, rata-rata lagu dengan chord tunggal ini bergenre blues. Tapi yang satu ini beda.
Bonnie 'Prince' Billy mengusung musik yang bernuansa kelam. Dengan chord minor, lagu ini jadi punya daya magis karena diselingi oleh melodi-melodi yang keren dan sangat tajam.
Lagu Madeleine-Mary ini pun tergolong cukup baru. Lagu kelam ini diperkenalkan pada 1999 lalu dalam salah satu albumnya.
Coba deh kamu dengar alunan melodi dan vokal penuh nuansa kegelapan berikut ini. Awas merinding ya.
Yo La Tengo
Sebagai penutup, kita sajikan yang terbaru. Sebuah grup yang menamakan diri Yo La Tengo ini mengakui lagu Ohm sebagai karya yang berbeda.
Entah apa yang ada di benak mereka saat menulis lagu ini. Jika dicermati, mungkin saja satu chord yang terus menerus diulang sepanjang lagu sengaja dibuat untuk memberi efek sugesti, atau hipnotis.
Entahlah. Tapi yang jelas mereka nggak perlu susah-susah mengingat chord ya. Band-band seperti ini biasanya lebih banyak berimprovisasi ketika di panggung. Mencoba mengisi kekosongan sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Keren atau justru membosankan ya? Menurutmu?
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Advertisement