Diperbarui: Diterbitkan:
Berkembang selama dekade demi dekade, sehingga mempunyai banyak sekali sub genre dan turunan-turunan lainnya, ada band-band yang tak boleh diragukan memperkuat identitas rock tersebut. Misalnya, The Beatles dan Pink Floyd yang mengubah musik dunia.
Tulisan di bawah ini adalah penggambaran, bahwa bisa saja terjadi hal-hal di luar dugaan. Untungnya, tidak sempat terjadi... Seperti apa sih maksudnya? Silahkan dibaca.
Advertisement
@www.musiclipse.com
Setelah personel pendiri Syd Barrett meninggalkan Pink Floyd pada 1968, band proggressive rock Inggris ini pun terguncang. Bingung menentukan ke arah mana album mereka berikutnya, sang produser Bob Ezrin mengajukan sebuah usul.
"Aku meminta mereka nge-rap. Aku membawakan beberapa lagu rap kepada David Gilmour (gitar). Kukatakan kepadanya, dengan sedikit beat rock, lagu seperti ini bakal sukses," tutur Bob kepada Ultimateclassicrock.com
Untungnya, David menolak mentah-mentah ide tersebut. Pink Floyd nge-rap?
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
@www.telegraph.co.uk
Satisfaction yang dirilis pada 1965 adalah megahit The Rolling Stones, itu jelas. Yang menulis lagu tersebut adalah sang gitaris handal, Keith Richards, yang hampir gagal menyelesaikannya.
Ide riff utama terlintas di sebuah subuh di salah satu motel Florida. Keith merekamnya, lalu jatuh tertidur. Ketika bangun, hanya ada sedikit sekali dari hasil rekamannya, diikuti oleh 45 menit suara dengkurannya sendiri.
Untungnya, bagian yang sangat sedikit itu sudah cukup untuk Mick Jagger yang langsung bergerak cepat. Kalau saja Keith tidak merekamnya, entahlah... The Rolling Stones barangkali akan kehilangan salah satu lagu signature mereka.
Advertisement
@ultimateclassicrock.com
Di akhir 1979, Ozzy Osbourne sedang mencari gitaris baru. Saat itu, Black Sabbath adalah mata pencaharian untuk kondisi keuangannya yang buruk. Dia sedang mempertimbangkan bersolo karir, karenanya mencari seorang gitaris melalui sebuah audisi.
Seorang pria melangkah masuk, mengikuti audisi. Dia bernama Randy Rhoads. Bukan seorang penggemar Black Sabbath, Randy serta dalam audisi hanya karena memenuhi permintaan temannya saja.
Hanya perlu memainkan beberapa not, sebelum Ozzy langsung mengajaknya bekerja sama. Ke depannya, Randy berpengaruh sangat besar terhadap musikalitas Ozzy. Sukar membayangkan apa yang terjadi bila Randy tidak menjadi gitaris solo Ozzy.
@www.billboard.com
Dalam perjalanannya, Joey Ramone tidak selalu menjadi vokalis band. Dia memulai di departemen drum, ketika Dee Dee Ramone berteriak di depan mikrofon.
Tak lama, Dee Dee mulai kesulitan bermain bass sambil bernyanyi. Seorang kawan lama bernama Thomas Erdelyi tadinya adalah manajer Ramones. Dia mulai menggebuk drum dengan nama Tommy Ramone, memaksa Joey untuk menggantikan posisi Dee Dee.
Nilai historisnya? Kalau bukan Joey yang bernyanyi, Ramones tidak akan pecah, punk tidak meledak dan rock Amerika tidak menjadi seperti sekarang.
@www.guardian.co.uk
Jika kamu berpikir hal pertama yang kamu dengar dari Smells Like Teen Spirit adalah gitar Kurt Cobain, coba simak lagi. Yang sebenar-benarnya, adalah intro drum dari Dave Grohl. Ketukan perkusi itu menjadi identitas era 90an, seperti juga Nirvana sendiri.
Kembali ke belakang lagi, pada saat Kurt dan Krist Novaselic meminta Dave untuk bergabung dengan mereka, Dave meminta pendapat dari ibunya. Sang ibu adalah yang membuat Dave memutuskan bergabung dengan Nirvana.
Apalah jadinya Nirvana tanpa Dave Grohl? Bagaimana dengan Foo Fighters tanpa Nirvana? Apa jadinya musik Amerika tanpa Nirvana dan Foo Fighters?
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rea)
Advertisement