Diperbarui: Diterbitkan:
"Rumusnya cuma 3L, laris, langgeng dan legend," ungkap Nugie sang drummer saat ditemui di Kantor I Radio, Kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Laris nampaknya menjadi hal penting bagi band untuk tetap eksis. Namun setidaknya The Dance Company telah membuktikan dengan banyaknya tawaran job membuat mereka urung membubarkan band itu usai merilis album perdana. Tentu pembagian royaltinya harus secara transparan.
"Biasanya manajer ngomong, ini cuma ada bertiga (personel), mau nggak," ujar Baim mencontohkan. "Tapi kita menerapkan royalti, kalau yang satu nggak bisa. ada hitungannya. Jadi kita bisa saling memiliki," timpal Pongki.
Advertisement
Saat ini The Dance Company hanya ingin terus menelurkan karya agar tetap eksis bermusik. Untuk urusan lainnya, mereka menyerahkan sepenuhnya pada manajemen.
"Kita harus berhenti berpikir berkompetisi itu urusan manajemen. Kita harus pikir karya saja," pungkasnya
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/tov/adb)
Advertisement