1. Lirik Lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan

Tak terasa gelap pun jatuh
Diujung malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik cantiknya

Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tak kala harus berpapasan ditengah pelariannya

Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya

Hu uh-uh-uh-uh
Hu uh-uh-uh-uh
Hu uh

Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tak kala harus berpapasan ditengah pelariannya

Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya

Hu uh-uh-uh-uh
Hu uh-uh-uh-uh
Hu uh

Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas

Banyak rindunya
Hu uh-uh-uh-uh
Hu uh-uh-uh-uh
Hu uh

2. Makna Lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan

Lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan diciptakan oleh Mohammad Istiqomah atau Is. Makna dibalik lagu ini menggambarkan tentang keindahan dan kekuatan perempuan dari sudut pandang seorang pria. Lagu ini berhasil menangkap esensi kekaguman dan rasa terpesona yang mendalam.

Suasana romantis malam hari menjadi latar belakang yang sempurna untuk menggambarkan perasaan tersebut. Lirik-liriknya menciptakan gambaran seorang pria yang begitu terkesima oleh pasangannya, di mana setiap detail keindahan menjadi sorotan. Lagu ini menggambarkan bagaimana perempuan dapat menjadi sumber inspirasi dan ketenangan bagi pasangannya.

Seperti lirik Tak terasa gelap pun jatuh merujuk pada rutinitas melelahkan yang dijalani di siang hari. Rasa lelahnya sirna saat bertemu kembali dengan orang terkasih.

3. Mengagumi Keindahan dan Kekuatan Perempuan

Sementara itu, lirik lagu Diujung malam menuju pagi yang dingin/Hanya ada sedikit bintang malam ini/Mungkin karena kau sedang cantik cantiknya, menggambarkan rasa kagum terhadap seseorang. Lirik itu menyoroti betapa cantiknya pasangan dibandingkan bintang di malam hari.

Lagu ini tidak hanya berbicara tentang kekaguman fisik, tetapi juga menyoroti kedalaman emosional dengan pasangannya. Lirik-liriknya mampu menyentuh relung hati, menggambarkan bagaimana seseorang bisa merasa lengkap dan tenang di dekat orang yang dicintai.

4. Rasa Syukur dan Kebahagiaan yang Sederhana

Salah satu pesan utama dalam lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan adalah rasa syukur atas kehadiran orang yang dicintai. Lagu ini menggambarkan kebahagiaan yang sederhana, seperti hanya dengan melihat wajah orang terkasih. Kebahagiaan semacam ini seringkali terabaikan dalam hiruk pikuk kehidupan.

Payung Teduh mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati bisa ditemukan dalam momen-momen kecil. Melihat senyum, merasakan kehadiran, atau sekadar memandang orang yang dicintai sudah cukup untuk mengisi hati dengan rasa syukur.

5. Momen Inspirasi dari Keluarga Tercinta

Fakta menariknya, Is menciptakan lagu ini dari sebuah momen personal yang sangat mengharukan. inspirasi utama datang dari keluarga tercinta. Liriknya merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas kehadiran istri dan anak perempuannya. Momen sederhana ini menjadi pemicu utama inspirasi lirik lagu yang begitu puitis. Dari sanalah, Is merangkai kata-kata yang kini dikenal luas sebagai salah satu lagu paling romantis.

6. QnA Lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan

1. Lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan masuk dalam album apa?

Lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan menjadi bagian dari album perdana Payung Teduh. Kemudian, pada tahun 2017, lagu ini diaransemen ulang untuk menjadi soundtrack film Bukaan 8.

2. Apa makna utama dari lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan?

Makna utama lagu ini adalah tentang keindahan dan kekuatan perempuan dari sudut pandang seorang pria yang terpesona.

3. Siapa pencipta lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan?

Lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan diciptakan oleh Mohammad Istiqomah (Is), vokalis Payung Teduh yang kini berubah menjadi Parade Hujan. Inspirasi lagu ini datang dari momen personalnya saat melihat istri dan anak perempuannya tidur.

Ikuti kabar terbaru selebriti hanya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?