Rilis Video Lirik Single Misanthropy, Joko in Berlin ingin Penggemar Lebih Memaknai Karya Mereka

Penulis: canda dian permana

Diterbitkan:

Rilis Video Lirik Single Misanthropy, Joko in Berlin ingin Penggemar Lebih Memaknai Karya Mereka
Joko in Berlin © KapanLagi.com/Matias Purwanto

Kapanlagi.com - Usai merilis lagu Misanthropy, Band dream pop indie Joko in Berlin kini juga merilis video liriknya. Sejak 9 Juli lalu, video lirik Misanthropy bisa dinikmati oleh penggemar dari band yang digawangi oleh Mellita Sarah (vocal & song writter), Fran Rabit (bass & song writter), Popo Fauza (keyboard, composer, arranger & music producer), dan Marlond Telvord (drum).

Berbeda dari sebelumnya, Sang keyboardist, Popo Fauza, menjelaskan bahwa hadirnya video lirik Misanthropy merupakan kebiasaan baru dari Joko in Berlin. Sebelumnya, mereka hanya merilis video klip dari seripa single yang dirilis. Dengan hadirnya video lirik ini, diharapkan penggemar Joko in Berlin bisa semakin mengenal karya mereka.

“Dengan adanya video lirik ini, para penggemar bisa lebih memahami makna lagu Misanthropy dan juga sing along dimanapun dan dalam kondisi apapun. Karena lagu ini memang didedikasikan bagi mereka membutuhkan energi tambahan di masa-masa seperti sekarang,” ujar Popo.

1. Tampilkan Visual Dua Sisi Jendela Kaca

Video lirik Misanthropy menampilkan visual dua sisi jendela kaca yang dikemas secara sederhana namun sarat makna. Dimana satu sisi terpampang sang vokalis, Mellita berdiri termangu menempelkan sebelah tangannya ke kaca. Sementara sisi lainnya menampilkan lirik Misanthropy dengan gaya font tulisan tangan yang muncul bergantian mengikuti alunan musik.

Video berdurasi 3 menit 35 detik tersebut mendapat respons positif dari penikmat musik Tanah Air. Banyak dari mereka yang membanjiri kolom komentar memuji lagu serta video lirik tersebut, menilai bahwa karya Joko in Berlin memiliki cita rasa internasional.

“International abis,” tulis pemilik akun Shyclops music.

“We enjoy. Selalu kece nih, Joko in Berlin! Cheers!,” komentar Aenje Music.

“Semoga bisa jadi penyanyi internasional dan selalu sehat agar bisa tetap berkarya,” tulis Adhadian Pandu.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Miliki Filosofi Mendalam

Misanthropy sendiri bercerita tentang kondisi seseorang yang memiliki jiwa introvert dan ingin jauh dari keramaian dunia. Kata Misanthropy memiliki filosofi mendalam, yang diambil dari Bahasa Yunani, yang berarti kebencian pada dunia. Ide menciptakan Misanthropy berawal dari kesamaan karakter keempat personel Joko in Belin yang memiliki sikap tertutup dan tak ingin terlalu larut dengan hiruk pikuk dunia. Lirik lagu yang ditulis oleh Fran Rabit dan diaransemen oleh Popo Fauza ini akan memberikan keseruan bagi penikmat musik dalam proses pengasingan diri.

“Lagu Misanthropy menceritakan bahwa setiap orang punya sisi yang ingin mengunci diri dari dunia, bisa dibilang seperti introvert. Dan ternyata lagu ini cukup relate dengan kondisi sekarang yang sedang dilanda pandemi dimana banyak orang lebih memilih untuk tinggal di rumah dari pada keluar,” sahut Fran Rabit.

Sebelumnya Joko in Berlin telah merilis tiga official music video untuk single Beauteous, Senja dan Euphoria. Mereka menjalani syuting di sejumlah negara di Eropa, yaitu Ceko, Jerman, dan Slovenia, serta di Negeri Matahari Terbit, Jepang.

3. Memanjakan Penikmat Musik

Joko in Berlin kini bersiap memanjakan penikmat musik dengan karya-karya baru yang berkualitas. Mereka berkomitmen menelurkan satu single baru setiap bulannya sepanjang tahun 2020, terhitung dari Mei hingga Desember, Joko in Berlin berencana meluncurkan delapan lagu terbaru.

Saat ini para personel Joko in Berlin sedang menjalani proses workshop. Delapan lagu anyar yang siap dirilis akan menyuguhkan warna musik dan mood yang berbeda-beda, seperti laiknya karya sebelumnya. Hal itu karena Joko in Berlin ingin pendengar merasakan sesuatu yang baru setiap menikmati seluruh lagu.

“Setiap lagu JIB kami selalu memberikan sound yang berbeda dan unik. Seperti halnya di Misanthropy ini di intro ada kayak petikan gitar ukelele. Nah yang mana part ukelele itu ada sedikit di lagu Senja. Jadi meski nuansa pada setiap lagunya berbeda, tetap ada unsur kesamaan hanya saja dikemas dengan cara berbeda dan fresh,” tutup Popo.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/pur/nda)

Reporter:

Mathias Purwanto

Rekomendasi
Trending