Rilis EP +62, Afgan Ungkap Pengaruh Chrisye dan Guruh Sukarno Putra dalam Karir Bermusiknya

Diterbitkan:

Rilis EP +62, Afgan Ungkap Pengaruh Chrisye dan Guruh Sukarno Putra dalam Karir Bermusiknya
Afgan rilis tiga lagu di EP terbaru (credit: KapanLagi.com)

Kapanlagi.com - Penyanyi Afgansyah Reza baru saja merilis sebuah EP bertajuk +62 yang di dalamnya berisi tiga lagu berbahasa Indonesia yakni Lestari Merdu, Pendam dan Pulih. Lewat EP ini, Afgan ingin mengobati kerinduan para fans yang menginginkannya kembali meluncurkan lagu berbahasa Indonesia. Mengingat sudah dua tahun belakangan ini Afgan lebih banyak merilis lagu berbahasa Inggris.

"+62 ini gue bikin karena gue kangen rilis lagu bahasa Indonesia dengan nuansa pop Indonesia karena dua tahun terakhir gue fokus merilis lagu bahasa Inggris, genre ya juga beda banget," ujar Afgan saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

1. Tribute Chrisye dan Guruh Sukarno Putra

Lestari Merdu dipilih menjadi single utama dari EP +62 karena nuansanya yang klasik, serta notasi dan lirik yang kental akan era 70-80an. Lagu ini merupakan tribute untuk Chrisye dan Guruh Sukarno Putra, dua sosok yang merupakan inspirasi terbesar Afgan dalam karir bermusiknya.

"Jadi di EP ini influence gue yang belum gue tampilkan, kayak Mas Guruh, Chrisye, musik era retro Indonesia. Kalau Lestari Merdu memang gue nggak nulis tapi diskusi dengan Laleilmanino, gue kasih referensi album Mas Guruh dan Chrisye," ungkapnya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Berpengaruh Besar

Afgan pun mengungkapkan Chrisye dan Guruh Sukarno Putra sangat berpengaruh besar dalam karir bermusiknya. Karena sejak kecil Afgan memang mendengarkan musik-musik mereka.

"Oh (pengaruh) besar banget aku dari dulu sampai sekarang sih pokoknya anything yang Chrisye rilis punya pasti koleksinya. Jadi dari kecil udah ngefans banget sayangnya saat aku mulai (nyanyi) mas Chrisya udah nggak ada jadi belum pernah ketemu tapi waktu itu sempat bikin konser Kidung Abadi itu mas Chrisye udah nggak ada tapi dibikin secara hologram sama Erwin Gutawa itu aku nontonnya sampai nangis lah aku merasa sangat berarti sosok Chrisye buat aku," paparnya.

"Jadi perannya besar sekali sih buat lagu ini. Makanya vokalnya di lagu ini kalau dengar Lestari Merdu vokalnya di double biasanya kan aku nyanyi satu aja ini di double biar nuansanya kayak lagu-lagu mas Chrisye," lanjut Afgan.

3. Keresahan Saat Pandemi

Sementara dua lagu lainnya yakni ‘Pendam’ dan ‘Pulih’, Afgan ciptakan saat pandemi karena dirinya sudah mulai resah dan bosan tidak mengeluarkan karya baru.

"Aku merilis album yang bahasa Inggris aku nyebutnya global album itu udah dikerjain dari tahun 2019. Jadi dari 2019 sampai 2021 aku tuh kayak nggak ada outlet buat berkreasi jadi aku stuck aja di rumah diam," ungkap Afgan.

"Sampai akhirnya muncul pemikiran-pemikiran sampai resah kayak gue harus bikin sesuatu gue harus bikin lagu lagi sampai nelpon ke label (Trinity) please arrange sampai gue bikin lagu lagi. Gue resah banget sampai akhirnya keresahan itu ditumpahin di lagu Pendam dan Pulih yang terakhir bikin lagu kayak gitu sih tahun 2017 kayaknya," lanjutnya.

4. Kenapa Hanya Tiga Lagu?

Afgan juga menjelaskan mengapa di EP +62 hanya ada tiga lagu karena ketiga lagu tersebut yang menurutnya terbaik.

"Karena yang lain aku merasa kayak aku cuma pengin rilis yang aku confident dan pede dan merasa jujur jadi yang lain kemarin sisanya nggak kepilih karena nggak memenuhi itu semua," pungkasnya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending