Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Musikalitas Aksan Sjuman atau yang lebih dikenal dengan Wong Aksan tak perlu diragukan lagi. Pengalamanannya di industri musik pun sudah teruji. Kini, Aksan Sjuman melakukan inovasi dengan membuat alat musik piano berkolaborasi dengan arsitek sekaligus penulis Raul Renanda dan disokong oleh pengusaha manufaktur, Saniharto Enggalhardjo.
Kolaborasi Aksan dan Raul pun terjadi berkat saran dari Tompi. Sebelumnya, Aksan memang telah membuat beberapa gitar. Ia ingin mengembangkan kreatifitas bemusiknya dengan membuat piano. Keinginan Aksan ini sejalan dengan Raul.
"Saya ini arsitek. Ditantang untuk membuat piano yang berkualitas dunia. Sampai akhirnya, teman saya dr Tompi menyarankan saya untuk menemui Aksan Sjuman. Di sinilah kami memulai," ujar Raul Renanda saat jumpa pers di Teater Jakarta, TIM, belum lama ini.
Advertisement
Aksan sendiri mengaku tertantang dengan kolaborasi ini. Ia pun mengaplikasikan apa yang telah ia dapat dari gurunya di Jerman.
"Saya tidak autodidak. Tapi saya punya guru di Jerman dan saya bukan master yang hebat, tapi setidaknya menguasai 80-90 persen. Yang membedakan piano ini dengan lainnya ialah estetika bunyinya," kata Aksan Sjuman.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
©KapanLagi.com/Mathias Purwanto
Dari kolaborasi ini menghasilkan sebuah piano yang bernama SR1928 The Awakening. SR merupakan gabungan nama akhir dari Aksan dan Raul, sedangkan 1928 adalah tahun diadakan Kongres Pemuda 2, yang melahirkan Sumpah Pemuda dan pertama kalinya diperkenalkan lagu Indonesia Raya.
The Awakening juga terinspirasi dari momen dalam periode yang sama, Indonesian National Awakening (Kebangkitan Nasional Indonesia), yang menjadikan inspirasi Aksan dan Raul untuk berjuang mewujudkan impian mereka.
"Kalau dulu kan Sumpah Pemuda orang Indonesia bersatu merencanakan untuk membangun negara. Kalau orang dulu berkumpul buat negara. Nah semangat itu yang kita pakai buat SR," papar Aksan Sjuman.
Advertisement
Hadirnya SR1928 The Awakening dikatakan Aksan sebagai sebuah alternatif dan pembuktian bahwa, produk Indonesia dapat bersaing dengan produk luar. Menurutnya sudah saatnya produk Indonesia unjuk gigi di tengah serbuan produk luar.
"Saya ingin memberi alternatif. Saya juga musisi, saya main pakai merek tertentu. Kalau sudah suka biasanya tidak cari-cari lagi. Tapi kalau anak muda masih suka cari-cari. Justru itulah kita fokusnya ke generasi yang lebih muda jadi market-nya beda," kata Aksan Sjuman.
©KapanLagi.com/Mathias Purwanto
Untuk itu pada tanggal 27 November 2019 di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki bersama Jakarta City Philharmonics akan menguji kemampuan piano ini pertama kali di depan publik Indonesia. Piano ini juga akan tampil di Las Vegas - Amerika Serikat awal tahun depan.
Jakarta City Philharmonic menyelenggarakan konser edisi #26 yang merupakan konser terakhir dalam gelaran di tahun 2019 dengan mengusung tema “TIGA”. JCP akan membawakan karya milik komposer ternama seperti Leopold Godowsky dan Gustav Mahler.
Dalam konser kali ini, JCP berkolaborasi dengan Wilson Matthew Jogi Lincoln (pianis), Anita Kristiana (solis alto), dan Paduan Suara Wanita AgriaSwara IPB. Seperti biasanya, konser akan diaba oleh Budi Utomo Prabowo selaku pengaba utama dan Vincent Wiguna.
Edisi terakhir ini adalah edisi yang relatif mewah dan masif dengan jumlah pemain yang banyak disertai dengan paduan suara. Tahun ini JCP juga telah mulai melebarkan sayapnya dengan masuk dalam ranah musik orkestra dunia dan menjadi perwakilan Indonesia dalam Asia Orchestra Week 2019 yang diselenggarakan di Jepang pada bulan Oktober 2019 lalu.(Pur)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/pur/TIN)
Advertisement