Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Journey to Zero yang diusung oleh Katingan Mentaya Project baru saja merilis kampanye dalam bentuk lagu berjudul Lestari (Life We Can’t Waste). Perilisan lagu ini juga berbarengan dengan music video yang sudah bisa ditonton di YouTube Channel mereka.
Mengusung tagar #BirukanLangit, lagu ini sendiri merupakan kolaborasi JTZ dengan beberapa musisi Tanah Air. Di antaranya adalah Nikita Dompas, Anda Perdana, Faye Risakotta, dan Herald Genio. Perilisan Lestari (Life We Can’t Waste) juga bertepatakn dengan hari pohon sedunia pada 21 November kemarin.
"Semangat project lagu Lestari (Life We Can’t Waste) adalah kolaborasi dalam memerangi efek perubahan iklim sekaligus ingin mendekatkan diri kepada generasi muda sebagai penerus. Kami ingin mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam upaya global ini," ungkap Communication Manager Katingan Mentaya Project (KMP), Syane Luntungan.
Advertisement
© Journey to Zero
Project ini semakin menarik dengan penggunaan 3 Bahasa, yaitu Dayak Ngaju, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan kearifan lokal bisa menjadi solusi permasalahan global.
"Sebagai musisi kami juga tidak bisa tinggal diam dan ingin ikut melakukan pencegahan terhadap pemanasan global dan climate change ini. Dan kami tuangkan melalui lagu agar semua orang terutama generasi muda mulai start action dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan dalam keseharian kita," jelas Nikita.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
© Journey to Zero
Tak cukup sampai di situ, JTZ juga menggunakan teknik 360 derajat untuk video lagu Lestari (Life We Can’t Waste). Video tersebut disutradarai oleh Upi Guava dengan menggunakan teknik yang membuat penonton bisa menggerakkan layar.
"Yang paling berbeda dari klip 360 selain aspek teknis adalah aspek estetik dan metodenya. Misalnya video normal bisa menggunakan lensa yang berbeda untuk menyiasati estetiknya. Bisa banyak 'cut' untuk merespon nada dan beat. Bisa 'ngumpet' di balik camera dan melimitasi frame sesuai yang dibutuhkan," ungkap Upi.
"Dengan 360 kita harus memberikan experience secara 360, semua persiapan harus sempurna tidak ada yang bisa disiasati. Namun dengan metode yang tepat, justru kita bisa memberikan 'lebih banyak' dari video biasa. Apalagi kita sedang menyambut era metaverse," lanjutnya.
Advertisement
Lestari (Life We Can’t Waste) juga menjadi langkah cermat JTZ untuk menyebarkan kepedulian tentang pemanasan global dan perubahan iklim pada generasi muda. Di mana, mereka nantinya yang bertanggung jawab pada kondisi iklim dunia.
"Keterlibatan para seniman dan kolaborator ini semakin membuat kami merasa tidak sendiri dalam mengkampanyekan isu global tersebut karena membutuhkan peran aktif semua pihak. Untuk itu, kami ingin menghimbau seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan dukungan nyata bagi kampanye atau gerakan sejenis untuk menyelamatkan bumi kita bersama," tutup Syane.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/mhr)
Advertisement