Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Gelaran perdana Jazz Gunung Burangrang sukses digelar di Dusun Bambu, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Ribuan penonton memenuhi venue sejak sore hari, mereka menikmati lantunan musik jazz di 4 panggung, Sabtu (19/10).
Total 15 performer mengisi Jazz Gunung Burangrang, mulai dari Komunitas Jazz Ruang Putih, Sokhi, hingga Elvi Sukaesih. Hawa Lembang yang dingin tidak membuat penonton beranjak pergi, mereka justru bergoyang mengikuti irama jazz yang membuat suasana jadi hangat.
Advertisement
Preskon Jazz Gunung Burangrang @@ Jazz Gunung
Berbeda dengan gelaran rangkaian Jazz Gunung sebelumnya, Jazz Gunung Burangrang mengusung konsep berbeda. Venue yang luas membuat Jazz Gunung memutuskan untuk memecah venue menjadi 4 panggung berbeda, yaitu Rindang Berdendang, Gending Ngibing, Senyap Berirama dan Rongga Budaya.
Pada panggung Senyap Berirama, penonton menikmati musik melalui headphone yang disediakan oleh panitia. Sementara di panggung Gending Ngibing penonton diajak untuk menikmati musik dengan pemandangan Lembang nan indah. Dan panggung utama Rindang Berdendang berada di tengah pepohonan nan rindang dan syahdu dengan stage cukup besar.
"Empat panggung ini untuk mengapresiasi venue yang luar biasa ini. Jadi kayaknya kalau cuma satu panggung itu sayang gitu. Jadi kita pengennya ada empat panggung," ujar Bagas Indyatmono Direktur Jazz Gunung Indonesia kala jumpa pers sebelum konser dimulai, Sabtu (19/10)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Tohpati di Jazz Gunung Burangrang @@ Jazz Gunung
Dimulai pukul 15.00, beberapa performer membuka gelaran Jazz Gunung Burangrang di tiga panggung sekaligus. Di panggung Rongga Budaya dibuka dengan penampilan Komunitas Jazz Putih, sementara di panggung Gending Berdendang dibuka oleh Sokhi dan di panggung Rindang Berdendang ada penampilan dari Sambasunda.
Musik rancak dari Sokhi membuat penonton ikut bergoyang dan berdansa. Grup asal Jakarta ini menyebut musik mereka sebagai sirkus band dan berhasil membuat semua orang berdendang mengikuti irama. Sementara Sambasunda membuat penonton terhanyut dengan musik perpaduan merdu antara jazz dengan musik Sunda yang khas.
Sore semakin beranjak petang, penonton di panggung Gending Ngibing dihibur oleh Earsun, Arumtala dan Aib Show. Dan di panggung Senyap Berirama ada penampilan dari Benn Yapari, Nadine Adrianna dan Arnando Putra & Frank Pattinasarany.
Sementara di panggung utama penonton menikmati lagu-lagu indah dari Tohpati Ethnicommision. Alunan musik dari gitaris ternama Indonesia ini membuat suasana Jazz Gunung Burangrang semakin syahdu.
Advertisement
Vina Panduwinata di Jazz Gunung Burangrang @@ Jazz Gunung
Tampil cantik dengan outfit hitam putih, Vina Panduwinata mengajak penonton bergoyang dengan lagu-lagu hitsnya. Membuka penampilan dengan lagu Didadaku Ada Kamu, penyanyi legendaris ini membuat sore yang mulai dingin jadi lebih hangat.
Di sela penampilannya, Vina menyapa para penonton dengan bahasa Sunda yang kental. Di Burangrang, ia membawakan beberapa lagu karya seniman Bandung yang sangat ia banggakan.
Vina tampil diiringi oleh FI(e)RY, band anak muda yang membuat Vina merasa terinspirasi untuk terus berkarya. Setelah Didadaku Ada Kamu, Vina melanjutkan penampilannya dengan Logika, Dia, Cinta, Surat Cinta dan menutup dengan Aku Makin Cinta yang membuat semua penonton ikut bernyanyi.
Dul di Jazz Gunung Burangrang @@ Jazz Gunung
Dul Jaelani menjadi salah satu penampil yang paling ditunggu di Jazz Gunung Burangrang edisi perdana ini. Ia tampil bersama band Dewa 19 Experience dan membawakan lagu-lagu milik band legendaris Indonesia tersebut.
Total ada 13 lagu yang dibawakan oleh Dul di panggung Gending Ngibing. Mulai dari Arjuna Mencari Cinta, Madu Tiga, Kangen, Pupus, hingga Cinta Kau dan Dia yang membuat semua penonton ikut bernyanyi bersama.
"Penampilan iDewa 19 Expreince ini diberi izin oleh ayah, baik sebagai ayah maupun sebagai sesama seniman. Alhamdulillah tidak perlu membayar royalti," ujar Dul usai manggung.
"Ternyata gadis-gadis Bandung cantik-cantik. Tapi yang paling cantik tetap Tissa Biani Azzahra," ujar Dul sembari memberikan cium jauh kepada Tissa yang ikut mendampingi di samping panggung.
Danilla di Jazz Gunung Burangrang @@ Jazz Gunung
Di panggung utama, Danilla Riyadi tampil cantik dengan gaun biru dengan lengan setengah terbuka. Dinginnya Lembang tak membuat Danilla tampil dengan baju hangat dan ia sangat bersemangat.
Total ada 8 lagu yang dibawakan Danilla di panggung Rindang Berdendang, mulai dari Berdistraksi, Buaian, Sarwa, Senja Nusa, Dan Bandung, Tak Maka Dari Itu, Wahai Kau di Sana dan ditutup dengan Senja Pilu.
�
Elvy Sukesih di Jazz Gunung Burangrang @@ Jazz Gunung
Elvy Sukaesih dan The Bandung Orkestra menjadi penutup gelaran Jazz Gunung Burangrang edisi perdana. Membuka penampilan dengan lagu Gula-gula, penyanyi berusia 73 tahun itu tampil energik dengan outfit celana dan jaket bermotif macan.
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh Elvy meski ia harus kolaborasi dengan The Bandung Orkestra. Mereka tidak latihan secara langsung, namun hanya memanfaatkan media online untuk menyelaraskan lagu dan irama.
"Tidak ada persiapan khusus, semua tidak lepas dari ketentuan Allah. Saya cuma bisa mensyukuri semua yang saya terima. Kita nggak ada latihan, saya cuma terima lagu, tapi mudah-mudahan bisa genre lain pun bisa kerjasama. Ini yang pertama di Jazz Gunung, happy banget," ujarnya.
Penyanyi yang baru saja merayakan 60 tahun berkarya di blantika musik Indonesia ini pun membawa backing vokal istimewa, yaitu Dawiyah, putri kandungnya yang kebetulan juga ada acara di Bandung. Mereka sempat duet bareng dan membuat malam yang dingin jadi lebih hangat.
�
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/phi)
Advertisement