Gara-Gara John Mayer, Hindia Rilis Album 'Menari Dengan Bayangan'

Penulis: Sanjaya Ferryanto

Diterbitkan:

Gara-Gara John Mayer, Hindia Rilis Album 'Menari Dengan Bayangan'
Kapanlagi/Fikri Alfi Rosyadi

Kapanlagi.com - Di luar grup band .Feast, musisi Baskara juga fokus bersolo karir dengan nama Hindia. Bersama Hindia, Baskara baru saja merilis album perdana yang diberi nama Menari Dengan Bayangan.

Yang menarik, ketertarikan Baskara membuat album Menari Dengan Bayangan karena menonton konser John Mayer. Seorang musisi yang sangat dikagumi oleh Baskara. Dari konser itulah, Baskara mendapat ide untuk membuat karya baru untuk projek solonya tersebut.

"Tiba-tiba pulang dari konser itu, gue berpikir banyak sampai nggak bisa bangun. Selama kontemplasi dalam dua Minggu. Gue mulai berpikir kayak, 'Apa saja yang sudah gue alami di hidup ini yang mungkin bikin gue jadi kayak ini sekarang? Apa yang salah? Apa yang bisa lebih baik lagi?," kata Baskara, belum lama ini.

 

1. Libatkan Petra Sihombing

Album Menari Dengan Bayangan, Baskara melibatkan musisi Petra Sihombing. Di sini, Petra Sihombing ditunjuk langsung untuk menjadi produser musik Hindia.

"Gue selalu suka karya Petra karena kualitasnya. Menurut gue Petra selalu bisa menerjemahkan apa pun yang kompleks menjadi sesuatu yang sangat ringan," kata Baskara.

Yang pasti, karya-karya Hindia jauh berbeda dengan .Feast, di mana lagu-lagu yang masuk album Menari Dengan Bayangan sangat mudah menempel di telinga serta lirik yang lugas dan penuh makna.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Lirik & Musik Berbeda

Bukan hanya lirik saja, musiknya pun sangat berbeda ketika Baskara solo karir dibandingkan sebagai vokalis .Fesat. Bersama .Feast, Baskara lebih menceritakan fenonema dunia sekitar dengan lensa kecewa dan marah. Sedangkan Hindia lebih berisi berbagai kisah dari kehidupan Baskara.

"Gue percaya kalau cerita pribadi punya kekuatan yang jauh lebih kuat, yang entah kenapa bisa menggerakkan orang lebih jauh dibanding wejangan umum. Karena kadang-kadang orang baru terbuka, bercerita dan merasa disembuhkan kalau dia punya kedekatan sama orang yang mengobrol sama dia," kata musisi 25 tahun itu.

"Jadi lo harus membuka diri dulu buat orang lain membuka diri juga, dan dalam percakapan itu akhirnya lo saling menyembuhkan. Gue merasa kalau ternyata ini fungsi gue di masyarakat.

Mungkin gue harus mengorbankan privasi gue, dimensi personal gue untuk bisa bantu orang lain yang kayak gue sembuh juga," tutup Baskara.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/far/frs)

Reporter:

Fikri Alfi Rosyadi

Rekomendasi
Trending