Butuh Cetak Musisi Seperti Iwan Fals, Dita Meichan Bikin Label Sendiri

1. Minim Terobosan

Credit: Istimewa

Menurut Meichan, musik Indonesia saat ini masih terlalu seragam dan kurang menawarkan terobosan baru. Ia merasa kebanyakan musisi hanya mengikuti tren pasar tanpa mencoba sesuatu yang unik.

"Saya rasa di Indonesia musik itu cetakannya sama, musiknya itu terus, kenapa lagu bunuh diri semua ya? Cetakannya semua sama. Setelah saya pelajari, ternyata memang mereka ikutin pasar," jelasnya.

Melalui labelnya, Meichan berharap dapat menciptakan ruang bagi musisi yang memiliki keberanian untuk tampil berbeda. Ia membandingkan kondisi industri musik saat ini dengan kehadiran musisi global seperti Billie Eilish dan Lana Del Rey, yang dianggapnya berhasil keluar dari cetakan mainstream.

"Aku mikir dengan bikin label tetap akan ada cetakan yang sama tapi akan ada terobosan, at least ada yang nyentrik satu deh," ucapnya.

2. Kembali Tampil Solo?

Meichan juga ingin mencari penyanyi yang tidak hanya unik secara musikalitas tetapi juga berani mengangkat tema-tema yang berbeda. Ia mencontohkan Iwan Fals dan Titiek Puspa sebagai inspirasi.

"Dulu kita punya Iwan Fals yang bernyanyinya tak memikirkan teknik tapi tema lagunya berbeda. Kita butuh cetak musisi seperti itu lagi," katanya.

Sebagai langkah awal, Meichan juga akan kembali tampil sebagai penyanyi solo. Ia ingin menjadi contoh pertama dari visi yang ia bawa untuk labelnya.

"Saya mau jadi kelinci percobaan dulu. Saya akan nyanyi juga. Saya bisa bocorin sedikit tema yang akan saya angkat kurang lebih saya dapat inspirasi dari Titiek Puspa lagu Kupu-Kupu Malam," ujarnya.

Dengan misi besar ini, Dita optimis bisa membawa warna baru di industri musik Indonesia. Ia percaya bahwa talenta unik di Indonesia masih banyak, hanya saja perlu diberikan wadah yang tepat.

"Aku yakin talenta baru ini ada di Indonesia, tapi mereka hanya butuh wadah," tutupnya