Agnez Mo: The Young and The Restless

Penulis: Natanael Sepaya

Diperbarui: Diterbitkan:

Agnez Mo: The Young and The Restless Agnez Mo © istimewa

Kapanlagi.com - Bukan, The Young and The Restless di sini bukan mengarah pada serial televisi Amerika besutan CBS yang sudah memasuki season ke-45. Yap, semua ini tentang talenta muda Indonesia yang (akhirnya) berhasil menemukan cara untuk mewujudkan keinginannya dalam bermusik, Agnes Monica. Tentunya bersama orang-orang hebat yang ada di sekelilingnya.


Oke, mari kita sepakati dulu untuk menyebutnya Agnez Mo, mengingat di tahun 2013 ia menegaskan stage name barunya melalui album self-titled. Pada saat itu, penyanyi 31 tahun ini menawarkan warna serta sound baru yang diusung dalam gaya bermusiknya. Juga jangan lupakan bagaimana Agnez Mo yang semakin perfeksionis dalam menyajikan penampilannya secara live.


Tak lama setelah perilisan album AGNEZ MO (2013), Agnez mengumumkan jika ia siap untuk memulai langkah di level karir yang lebih tinggi, Amerika. Sambutan positif yang disertai berbagai kritik ikut mengiringi perjalanan penyanyi kelahiran 1 Juli 1986 silam itu menuju negeri 'Paman Sam'. Pada titik ini, Agnez kemudian bernaung di bawah label usaha dari Sony Music Entertainment, The Cherry Party.


Bersama label rekaman itulah Agnez meretas 2 single internasional pertamanya, Coke Bottle (2014) dan Boy Magnet (2015). Secara gerilya, Agnez dan The Cherry Party kemudian melakukan sederet rangkaian promosi single Coke Bottle di tengah lontaran pujian dan kritik yang dilayangkan para penikmat musik Tanah Air. Tapi nyatanya usaha itu belum mampu mencatatkan nama Agnez di salah satu jajaran chart musik Billboard.



Nama-nama seperti Timbaland, Jim Beanz sampai Clifford Harris Jr. pun bekerjasama dengan sejumlah produser lain untuk membantu Agnez Mo meretas single Coke Bottle. Namun, tetap saja semua itu tidak berhasil memberikan dampak yang massive untuk gebrakan awal Agnez Mo di level internasional. Bahkan embel-embel nama besar Timbaland dan T.I. pada music video Coke Bottle hanya memberikan kejut di awal-awal kemunculannya saja.


Usaha belum berhenti, di bulan November tahun 2014 Agnez Mo lalu merapat ke manajemen yang dikelola Johnny Wright, Wright Entertainment Group, yang sukses menangani nama-nama besar di industri hiburan Amerika. Tapi kemudian Agnez Mo justru melakukan manuver tour di sejumlah kota di Indonesia, bukan di Amerika. Pada titik inilah banyak yang mulai mempertanyakan karir Agnez di level internasional.


Wajar, pada tahun 2015 Agnez memang disibukkan dengan berbagai side project di samping rutinitasnya sebagai juri di salah satu ajang pencarian bakat Indonesia. Kemudian Agnez juga berusaha menjadi seorang Tante yang baik untuk keponakannya. Hasilnya memang baik, Chloe Xaviera mendapat exposure yang cukup besar dari media Indonesia berkat talenta serta treatment yang diberikan langsung oleh Agnez.


Kemudian Agnez melakukan kampanye perdamaian sekaligus merilis single I #AM Generation Of Love pada Oktober 2015 lalu. Sebulan berselang, Agnez kembali meretas single yang berjudul Boy Magnet. Kemudian memasuki tahun 2016, Agnez lebih banyak terlihat disibukkan dengan rutinitasnya sebagai juri ajang pencarian bakat The Voice Indonesia dan The Voice Kids Indonesia.


© KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya© KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya



'Terus, bagaimana dengan karir internasionalnya? Apa ini berarti Agnez Mo gagal?'


Sekali lagi, wajar, tapi jawaban 'tidak' akan saya berikan kalau pertanyaan semacam di atas tadi muncul di kepala kalian. Jadi, di tahun 2016 Agnez Mo juga sempat meretas single Sebuah Rasa yang berhasil mencuri telinga para penikmat musik Tanah Air, tapi bukan berarti Agnez lantas memilih untuk 'menelan ludahnya' sendiri dan memilih kembali mencari perhatian di industri musik Tanah Air.


Nyatanya gebrakan Agnez yang sempat meredup itu dilirik oleh Janelle Okwodu yang melihat sisi unik dari fashion sang penyanyi. Bukan cuma sekedar mengulik, Janelle melihat ada pengaruh yang diberikan Agnez pada dunia fashion. Menurut Janelle, Agnez memiliki gaya fashion yang unik, bernuansa hip hop dan cerdas dalam memadukan berbagai nama brand besar tersohor seperti Louis Vuitton, Alexander McQueen, Hermes, hingga Moschino.


Hasilnya sebuah artikel yang ditulis Janelle dengan judul "Indonesia’s Biggest Pop Diva Is Out to Conquer the Fashion World" pun dimuat di halaman situs Vogue. Pada momen inilah orang-orang mulai mencari tahu tentang sosok Agnez melalui berbagai penampilannya, termasuk music video arahan sutradara muda Collin Tilley, Coke Bottle.


Sadar atau tidak, Agnez Mo membuat keputusan tepat dengan menghubungi Anne Avantie sebagai desainer batik Tanah Air untuk merancang busananya yang unik dan tetap membawa identitas Indonesia. Usahanya belum selesai, Agnez Mo lalu mencoba hasil sentuhan tangan MUA pribadi Kim Kardashian, Mario Dedivanovic. Lebih dari sekedar mencoba, namun ada penegasan imej baru yang Agnez Mo bawa pada penampilannya di tahun 2017.


© instagram.com/agnezmo© instagram.com/agnezmo



Selain itu Agnez Mo melakukan pergerakan kecil di bawah radar orang-orang yang menunggu gebrakannya di level internasional. Secara perlahan, Agnez mencari dan mengumpulkan squad untuk mendukung langkahnya di level internasional. Sebut saja seperti Mylah Morales (Make Up Artist), Larry Sims (Celebrity Hairstylist) hingga Monica Rose. Kini, Agnez Mo memiliki squad yang dirasa pas untuk mendukung langkahnya di ranah musik internasional.


Terus melangkah di antara banyaknya pertanyaan serta kritikan orang-orang akan karir internasionalnya, pada 17 September 2017 kemarin akhirnya Agnez Mo memberikan jawabannya. Melalui video 'AGNEZ x MO intro: NOISES', ia kemudian meretas sebuah music video yang mengawali gebrakannya bersama album X. Long As I Get Paid, Damn I Love You diretas secara kontinu sebagai follow up dari album X yang ia kerjakan kembali bersama Wizz Dumb, Jim Beanz dan Danja.


Masa 3 tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk Agnez Mo bisa memberikan jawaban atas pertanyaan orang-orang terhadap karirnya. Jatuh-bangun untuk mencari tujuan, mencari formula dan racikan yang pas dalam bermusik, hingga membentuk squad yang tepat untuk mendukung langkah internasionalnya merupakan sejumlah hal kecil yang harus ditempuh Agnez Mo sebelum bisa menjawab keraguan serta sikap skeptis orang banyak.


Hanya saja album X masih menjadi langkah awal untuk Agnez Mo memulai gebrakan yang lebih serius di industri musik internasional berikutnya. Jadi, lebih baik kita menanti apa lagi hasil baru dari proses yang dialami Agnez Mo di level internasional berikutnya.



(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/ntn)

Editor:

Natanael Sepaya

Rekomendasi
Trending