Tung Tak Tung Jazz, Filosofi Kendang di Ngayogjazz 2014

Penulis: Adhib Mujaddid

Diperbarui: Diterbitkan:

Tung Tak Tung Jazz, Filosofi Kendang di Ngayogjazz 2014 Ngayogjazz 2014
Kapanlagi.com - Sebagai sebuah pesta budaya, Ngayogjazz menjadi rumah yang menaungi segala bentuk peristiwa budaya dengan sifatnya yang terbuka. Tidak berusaha untuk terkesan eksklusif, namun acara yang digelar pada Sabtu (22/11) ini juga berusaha merangkul banyak pihak, termasuk warga setempat, Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta.


Warga tidak hanya menikmati acara, tetapi juga terlibat langsung di dalamnya. Ada kesenian tradisional sekaligus pasar jazz yang bisa diikuti oleh warga.  Selain itu, Ngayogjazz tetap pada ciri khas awal, yakni  menyajikan suguhan terbaik tanpa memungut biaya sepersen pun.


Ngayogjazz sudah berjalan semenjak tahun 2007. Tak hanya menampilkan musisi yang sudah mapan, ajang ini juga membuka ruang bagi komunitas dan musisi-musisi muda untuk berkembang. Ngayogjazz mendukung para musisi jazz muda untuk mendokumentasikan karya dan menunjukkannya kepada publik. Tidak hanya itu, ada juga workshop yang digelar untuk menjadi ruang bertemunya musisi senior dengan para musisi muda. Proses persemaian bibit-bibit muda jazz inilah yang kemudian menjadi salah satu tujuan digelarnya Ngayogjazz.


Pesta budaya Ngayogjazz kali ini lebih menekankan pada kebersamaan untuk menjadi harmoni yang selaras. Jadi tidak hanya dialog antara musisi dan penikmat jazz yang terjadi di dalamnya, tetapi juga bersama masyarakat setempat untuk membangun kerukunan dan kebersamaan dalam sebuah jamming session yang besar.


Tahun 2014 kali ini, untuk melepaskan sejenak kepenatan dari tahun yang melelahkan, Ngayogjazz membawa kita bergembira mengedepankan tagline Tung Tak Tung Jazz. Berangkat dari filosofi kendang, tagline ini berusaha untuk mengangkat bahwa ada dua sisi pada kendang yang mempunyai bunyi yang berbeda. Jika didengarkan baik-baik, nada kendang yang indah ini juga penuh dengan nuansa kegembiraan dan suka cita.


Hal inilah yang kemudian berusaha untuk digambarkan dalam Ngayogjazz, membawa kegembiraan dan juga memberi ruang untuk setiap perbedaan dengan tujuan agar perbedaan tersebut dapat berjalan beriringan dalam kerukunan. Dengan harapan ruang ini akan menjadi ruang tumbuh dan berkembangnya tunas-tunas muda yang eksploratif, inovatif, dan kreatif, yang nantinya akan menjadi harapan baru bagi musik jazz Indonesia.


Selain itu juga Ngayogjazz juga berupaya untuk berkontribusi dengan memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang kesenian tradisional. Karena lokasinya yang berada di desa dan sifatnya gratis, Ngayogjazz diharapkan dapat merangkul masyarakat lintas sosial sehingga bisa memunculkan satu fenomena menarik.


Masyarakat modern menyaksikan kesenian tradisional sedangkan masyarakat desa menikmati sajian musik jazz. Fenomena lintas kultur semacam inilah yang kemudian diharapkan mampu untuk membentuk kepribadian masyarakat yang peduli terhadap kesenian yang ada di sekitar mereka dan berlanjut hingga ke depan nanti.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/adb)

Editor:

Adhib Mujaddid

Rekomendasi
Trending