Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Dulu, musik jazz sering dianggap sebagai hiburan mahal dan segmented bagi sebagian orang pada level masyarakat tertentu. Seiring dengan perkembangannya, saat ini orang-orang mulai bisa mencerna musik jazz secara lebih baik. Tapi sebagai pelaku dalam ranah tersebut, bagaimana Trie Utami melihat jazz itu sendiri?
"Sebetulnya yang pantas disebut pemain jazz di Indonesia orang sering sering juga, artinya tempatnya lifestyle. Sampai di Indonesia Kita cuman bisa menjadikannya sebagai musik. Hanya sebagai general, sementara di tempat lahirnya itu adalah lifestyle. Itu adalah sebuah gaya hidup, sebuah sikap, sebuah pola, ritme kehidupan yang (ada) di kita, karena kita bukan pemiliknya," ujar Trie Utami saat ditemui di Beka Resto, Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2016).
Namun Trie Utami sendiri sepakat kalau faktanya, jazz di Indonesia baru bisa sampai pada tahap musik saja. Menurut member Krakatau Band tersebut, hal ini juga tidak lepas dari sikap tunduk pada sebuah tren yang ikut menyumbang batasan atas esensi jazz di Indonesia.
Advertisement
"Ya tentu saja kita ini sebetulnya adalah follower. Indonesia-nya, seperti apa? Bisa kita? Tidak akan bisa sampai kepada lifestyle-nya karena itu tidak tumbuh. Kita itu adalah hasil dari sebuah proses akulturasi yang akhirnya juga memainkan musik rock, musik pop, dan musik diatonis. Sebetulnya karena kita di Indonesia ini punya beratus-ratus bahkan beribu-ribu jenis kesenian yang mengakar pada masing-masing lokasi," lanjutnya.
Beranjak dari persoalan jazz, Trie Utami pun kini tengah bersiap untuk ikut dalam Maumere Jazz Festival 2016. Menariknya, pelantun Race Against Time ini justru menyiapkan diri untuk mempelajari budaya serta keragaman masyarakat yang berada di Maumere, tak lagi menempatkan posisinya sebagai seorang seniman musik.
"(Persiapannya) Latihan, latihan, karena sebelumnya sudah ke Maumere, karena ada kegiatan, budaya bantu membantu dari kampung-kampung. Bicara tentang budaya dan tidak sebagai artis. Seperti biasa, saya dengan Ivan Nestorman, belajar beberapa bahasa dan belajar untuk menerima banyak hal yang baru sebagai bentuk pembangunan oleh orang-orang yang ada di sana, itu. (Kalau ke mana) Saya nggak tahu, silahkan tanya, saya nggak ngerti," pungkasnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/far/ntn)
Advertisement