Diterbitkan:
Saya sendiri lebih suka menyebut Tom DeLonge sebagai seorang punk rocker dibandingkan punggawa melodic-pop punk atau pop-punk. Lewat dirinya, semua orang tidak perlu memahami punk untuk menyukai musik punk. Semuanya ada pada diri Tom DeLonge dan tentu saja Blink 182.
Sejak kemunculan mereka, banyak band, fashion, sampai pensi selalu diwarnai kesan Blink 182 hingga sekitar tahun 2002. Ya, bersama Mark Hoppus dan Travis Barker, Tom berhasil membuat musik pop-punk menjadi mainstream, dan clothing line seperti Atticus, Famous, dan tentu saja Macbeth yang didirikan oleh Tom menguasai dunia. Kemudian ENEMA OF THE STATE dan TAKE OFF YOUR PANTS AND JACKET jadi 2 album puncak sebelum Tom bereksperimen dengan Box Car Racer di tahun yang sama.
Mengajak Travis dan David Kennedy yang nantinya ia gaet kembali di Angels And Airwaves, Tom berhasil membuat ledakan baru lewat Box Car Racer yang hanya merilis satu album. Banyak orang yang menganggap Tom bermain post-hardcore, ada juga yang menyebutnya pop-punk maupun punk-rock, dan ada pula yang beranggapan kalau BCR adalah sisi emo dari seorang Tom DeLonge. Tapi di sisi lain, BCR justru memberi sudut pandang lain di mana Tom mulai bosan bersama Blink 182.
Advertisement
Namun Tom kembali bersama Mark dan Travis yang kemudian merilis album BLINK-182 bersama Robert Smith dari The Cure pada tahun 2003. Secara sound, album ini menunjukkan kedewasaan Blink 182 dalam bermusik dengan materi yang personal, masa remaja, dan realita. Sukses? Ya, tapi rumitnya jalan pikir Tom DeLonge membuat Mark dan Travis harus berpisah dengannya di tahun 2005. Mark membentuk +44, Travis pun menjadi drummer sejuta band. Tom? Ia kembali membuat gebrakan, sebuah tren baru bernama Angels And Airwaves (AVA).
Visi yang pasti, komposisi musik yang kaya, materi lugas, hingga gimmick dan semua hal pada Angels And Airwaves berhasil menembus batas ekspektasi para fans yang terlanjur kecewa dan menantikan Blink 182 kembali. Semua itu dikabulkan oleh Tom yang kemudian kembali bersama Blink 182 dan merilis sebuah album yang dinamis dan penuh kejutan di tahun 2011, NEIGHBORHOODS. Pro-kontra bermunculan, tapi semua orang tetap senang karena Blink 182 kembali. Ya, sang bocah San Diego telah menghidupkan semangat mereka lagi.
Tapi hal ini justru menimbulkan banyak kebingungan antara Blink 182 dan AVA di mana secara sound dan materi, keduanya terdengar nyaris mirip. Setahun berselang, Tom menegaskan pembeda antara Blink 182 dan AVA lewat EP yang berjudul DOGS EATING DOGS pada tahun 2012, lebih dinamis, cukup untuk melupakan kesan musik space-rock. Sampai titik ini, mulai banyak yang bertanya, ada apa dengan Tom DeLonge? Membuat sebuah hal baru lalu meninggalkan yang lama, tapi kemudian tetap kembali pada masa lalu?
Puncaknya pun terjadi pada tahun ini, Tom DeLonge berusaha memaksimalkan AVA dengan personel tersisa, membuat sebuah project idealis, menjadi penulis buku anak-anak, dan mundur dari Blink 182. Banyak perdebatan, muncul pula intrik yang menegaskan kalau Tom lelah dengan langkah Blink 182 yang tidak sesimpel di mana mereka tampil penuh canda dan aksi panggung yang truly stunning and entertaining!
Posisi Tom di Blink 182 kemudian diisi oleh Matt Skiba dari Alkaline Trio. Di sisi lain, Tom sendiri mulai menjual sederet gear musiknya. Memang terkesan Tom lelah bermain bersama Blink 182. Lewat 2 lagu di project TO THE STAR, New World dan The Invisible Parade pun seolah mengemas semua pikiran jenuh Tom.
Saya sendiri merasa kalau New World jadi luapan emosi Tom pada Blink 182. Tampak beberapa benda yang pernah mengiringi karir Blink 182 di dunia musik, justru dihancurkan oleh Tom sendiri, termasuk gitar Fender Stratocaster yang pernah setia menemaninya. Lalu The Invisible Parade pun menjadi track di mana Tom seolah menunjukkan betapa lelahnya ia dengan banyak hal, dan bisa jadi semua itu berhubungan dengan Blink 182.
Tom mampu menciptakan sebuah tren baru di luar tren yang sedang berlaku dan tentu saja sukses. Ide dan mimpi liarnya telah mempengaruhi dunia musik dan fashion meski tak ada seorang pun yang tahu jalan pikirannya. Tapi, hal tersebut tidak bisa mengubah fakta Tom DeLonge sebagai seorang tren.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ntn)
Advertisement