Riwayat Lokananta

Pidato Proklamasi dan Rekaman Sejarah Yang Teronggok di Lokananta

Penulis: Fajar Adhityo

Diperbarui: Diterbitkan:

Pidato Proklamasi dan Rekaman Sejarah Yang Teronggok di Lokananta Lokananta
Kapanlagi.com - Oleh: Fajar Adhityo


Puluhan ribu piringan hitam berselimutkan debu tersimpan di ruangan penyimpanan gedung yang dulu memiliki masa kejayaan bagi musik Indonesia. Lokananta kini semakin terpuruk oleh jaman dan dilupakan oleh negara yang dulu mendirikannya.


Gedung bergaya art deco yang terletak di jalan Ahmad Yani 387, Solo ini seakan berharap meminta uluran tangan untuk diselamatkan. Atau mungkin pasrah tergusur oleh modernisasi di mana rencananya akan dibangun sebuah tempat perbelanjaan. Nasib pegawainya juga tak kalah miris, di mana mereka menggantungkan hidup kepada usaha futsal dan cafe yang didirikan di kompleks Lokananta tersebut. Yup, Lokananta di Solo lebih dikenal sebagai tempat futsal daripada studio musik pertama di Indonesia.


Menelisik lebih dalam, banyak kepingan sejarah yang tersimpan dalam ruangan tanpa pendingin udara ini. Miris sekali rasanya melihat vinyl pidato proklamasi serta rekaman pidato Bung Karno pada acara penting yang disimpan biasa saja. Kepingan sejarah seperti lagu Indonesia Raya versi lama pun juga tersimpan di sini bersama ribuan koleksi lainnya.


Seandainya Lokananta masih dikelola dengan baik, mungkin kita tak perlu menarik urat menabuh genderang perang ketika Malaysia mengeklaim Negaraku merupakan lagu ciptaan mereka. Bukti otentik itu ternyata ada di Lokananta, dan memang benar-benar ciptaan dan lagu karya milik Indonesia.


Lagu yang menjadi kehebohan itu dulunya bernama Terang Bulan yang diciptakan oleh Saiful Bahri dan dinyanyikan oleh Orkes Studio Djakarta pada tahun 1956. Lantas bagaimana lagu tersebut bisa berada di Malaysia?


Sejarahnya bermula dari Presiden Soekarno yang menghadiahkan lagu tersebut untuk Malaysia di mana kedua negara ini masih memiliki hubungan yang sangat baik. Arransemen keroncong Melayu yang dibuat oleh Saiful Bahri membuat Malaysia terpikat dan menjadikannya sebagai lagu negara setelah mereka merdeka.


Bisa dibilang, Lokananta berkali-kali menyelamatkan muka Indonesia, namun tak ada yang menyadarinya. Heboh lagu Rasa Sayange dan Tari Pendet yang juga sempat diklaim oleh Malaysia pun diselamatkan dengan bukti piringan hitam dengan kondisi berdebu dan berjamur yang berada di studio yang disebut sebagai Abbey Roadnya Indonesia ini.


Sejarah lagu Rasa Sayange di Malaysia sendiri berasal dari pesta olahraga Asian Games IV yang digelar di Jakarta pada tahun 1962. Lagu berasal dari Maluku ini masuk ke dalam kompilasi Asian Games: Souvenir From Indonesia yang dibagikan untuk negara-negara peserta termasuk Malaysia.


Meski menjadi juru selamat berkali-kali, namun tak banyak mengubah keadaan Lokananta. Padahal Lokananta bisa menjadi sebuah pembendaharaan bagi generasi muda yang ingin mengenal sejarah negaranya, namun tak ada upaya atau mungkin kesadaran yang mengarah ke situ.


Berharap warisan 40.000 album rekaman ini tersimpan utuh dan bisa diperdengarkan oleh anak cucu kelak. Akankah Lokananta bisa menjadi rumah bagi musik di Indonesia?


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/faj)

Editor:

Fajar Adhityo

Rekomendasi
Trending