Diterbitkan:
"Kekinian, yang paling gampang liat fashion-nya. Musik dan tempat nongkrong taunya belakangan. Ide muncul pas di New York. Bikin apa ya yang belum pernah. Ngobrol sama fashion stylist. Akhirnya bikin ini," jelasnya saat ditemui di preskon Fashion Music Video, di Pong Me, Gunawarman, Jakarta Selatan, Rabu (20/1).
Rupanya, JFlow sendiri memiliki alasan kuat mengapa ia menggabungkan fashion dalam payung besar seperti musik. Berdasarkan pengalamannya tampil di berbagai tempat dan Negara, JFlow akhirnya mempercayai musik sebagai bahasa yang universal.
"Saya selalu percaya musik itu universal. Bawakan lagu di amerika bawakan lagu yang 99% indonesia ini. Mereka jadi mau gak mau belajar ucap kekinian. Akhirnya saya paksa mereka belajar bahasa Indonesia setelah kita orang Indonesia suka dipaksa bisa berbahasa Inggris," lanjutnya.
Advertisement
Alhasil, rapper yang sering menggunakan snapback dengan angka '+62' itu semakin optimis kalau konsep tersebut akan memiliki dampak yang baik. Hanya saja, tetap dengan syarat dikerjakan sebaik mungkin.
"Selama berkarir gak pernah punya target ini akan berefek apa. Karena kalo gak tercapai nanti gak semangat. Kalo udah kasih effort sebaik mungkin, bekerja sebaik mungkin, nanti bakal baik hasilnya, positif," pungkas JFlow.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/pur/ntn)
Advertisement