Diterbitkan:
Pelantun tembang Tua-Tua Keladi ini mendapatkan anugerah atas dedikasinya dalam mengangkat nama musisi Indonesia di kancah internasional.
"Anugerah itu diberikan atas dedikasinya yang pantang menyerah di dunia musik dan eksplorasi estetiknya serta terus mencari celah dalam bermusik," kata Koordinator Tim Katerogisasi dalam AMI Award 2006, Akmal Nasery Basral yang juga seorang pengamat musik ini, di Jakarta, Rabu.
Sejak pindah ke luar negeri, Anggun telah merilis beberapa album di Perancis yaitu Au Nom De La Lune (Atas Nama Bulan), dengan single Neige Au Sahara (Snow in Sahara). Album tersebut mampu menarik pendengar musik di Parancis dan Eropa, termasuk penyanyi internasional Sarah McLahan yang mengundang Anggun untuk tampil dalam Festival Musik di Oregon, Amerika.
Advertisement
Setelah merilis album Chrysalis ia kembali meluncurkan album Luminescence dengan single-nya Etre Une Feme yang dinobatkan sebagai lagu terpopuler Perancis.
Anggun yang lahir di Jakarta 29 April 1975, memulai karir menyanyinya sejak kanak-kanak. Ayahnya Darto Singo, seorang seniman terkenal Indonesia dan ibunya Dian Herdina telah mendukung karir anaknya dalam dunia tarik suara.
Di usianya yang baru 9 tahun, Anggun mulai menciptakan lagu dengan iringan piano. Saat usianya menginjak 12 tahun, ia telah masuk dapur rekaman dengan mengusung tema rock. Album pertamanya bertajuk Dunia Aku Yang Punya diproduseri oleh Ian Antono.
Album pertamanya ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat dan Anggun kembali menggebrak dengan album-album berikutnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(*/dar)
Advertisement