Industri musik tanah air sepertinya mulai kebanjiran dengan kehadiran solois muda bertalenta. Salah satunya adalah Frista Andhira. Dara yang baru lulus dari bangku sekolah menengah ini secara meyakinkan meluncurkan album debutan berjudul APAKAH INI CINTA.
Surabaya cukup dikenal sebagai salah satu kota yang melahirkan band-band rock, seperti Boomerang atau Power Metal. Namun dibalik maraknya grup band cadas tersebut, terselip Sharah band yang justru mengusung genre pop kreatif dengan racikan kombinasi rock, easy listening, fusion, bahkan funk.
Persaingan di belantika musik Indonesia dewasa in semakin ketat. Tak ayal grup band dan penyanyi solo silih berganti bermunculan meramaikan industri musik tanah air. Penyanyi solo wanita Lovia misalnya. Sebagai pendatang baru di dunia musik dirinya sudah menyadari persaingan yang sangat ketat di percaturan di bidang ini.
Mengawali debutnya di belantika musik Indonesia dijalani oleh band pendatang baru, Rasi Band dengan sebuah single bertajuk Tunggu Aku Di Sini. Uniknya, band yang berasal dari Kalimantan Selatan ini mengusung cita rasa lokal dalam pembuatan video klip single terbarunya. Hal ini memang sejalan dengan konsep bermusik mereka yang memang sederhana dalam balutan pop manis dan easy listening.
Angka 69 sering dikonotasikan negatif sebagai angka dalam posisi seks, namun Krishna Balagita mantan keyboardis Ada Band berfilosofi bahwa angka 69 dimaknai sebagai simbol keseimbangan dalam hidup seperti dalam gambar Ying Yang.
Ramainya band beraliran melayu total ternyata tak mempengaruhi Helios untuk menyodorkan sesuatu yang lain. Adalah sweet pop distortion, musik yang mereka mainkan di beberapa tempat di sekitaran Jakarta dan Jawa Barat sejak rilis single perdana berjudul Rasa Untukmu pada Januari lalu.
Kota Tegal sebagai Kota Bahari ternyata tak hanya terkenal dengan kuliner sate kambing muda dan Teh Pocinya yang wasgitel alias wangi, seger, legi (manis), dan kentel (kental). Kota pesisir di Jawa Tengah itu ternyata punya bibit-bibit potensial di bidang musik. Salah satunya Cereal Band.
Meski pada dasarnya band D Bagindas memiliki genre rock, namun karena merasa stuck, mereka pun banting setir ke aliran pop melayu. Walaupun begitu, mereka ogah dibilang hanya ikut-ikutan selera pasar saja.
Di tengah maraknya band melayu yang sedang berkembang saat ini, jarang ada band baru yang berani berkoar membuat gebrakan dengan genre berbeda. Tapi lain halnya dengan band Parafien, mereka mencoba menggebrak dengan keteguhan hati dalam menentukan dan menjabarkan jalur musik pilihan mereka dalam album SADARKAH (ENGKAU BILA HATI).
Cukup lama dikenal sebagai bintang sinetron, Sheza Idris rupanya menyimpan keinginan mendalam untuk menjadi penyanyi. Tahun ini keinginan adik dari Shezy Idris ini bisa terwujud. Lewat single perdananya yang tajuk Ga Dong, Sheza memulai kembali ke dunia tarik suara.
Terakhir bintang muda Alessia Cestaro bermain tercatat berlakon di sinetron striping MUSLIMAH. Dan tiba-tiba dara kelahiran Makassar 30 November 1989 muncul sebagai penyanyi ditandai dengan peluncuran debut single hits Gara-Gara Kamu ciptaan CongQ Perwira di bawah label Nagaswara.
Industri musik tanah air sepertinya semakin kencang berputar, segudang talenta-talenta baru terus bermunculan, terutama di sektor band, yang mati satu tumbuh seribu. Dan Shizen tidak ingin jadi salah satu yang mati. Apalagi band ini mempersenjatai diri dengan genre musik - yang biasa dikatakan - unik.
Satu lagi band pendatang baru yang akan meramaikan belantika musik Indonesia. Adalah Amerty, band yang digawangi oleh 5 cowok asal Bandung yakni Ryo sebagai vokalis, Deedee di bass, Yudi bagian keyboard, Arie di gitar, dan Adit sebagai drummer. Dengan single andalannya Ga Ada Urusan, Amerty ingin memanjakan telinga penikmat musik Indonesia.
Mungkin tak banyak orang yang pernah mendengar nama musisi Jay Alatas. Namun sejatinya ia adalah musisi yang patut diperhitungkan di kancah industri musik tanah air. Album terbarunya memang baru diluncurkan, alasannya karena ia sibuk bekerja sebagai pengusaha.
Hadise, penyanyi muda keturunan Turki mendunia lewat single Dum Tek Tek dari album ketiganya. Album yang dirilis akhir tahun 2009 tersebut, menurut Hadise adalah keajaiban yang membuatnya bisa keliling dunia. Dari Eropa, Jepang, dan Indonesia, Hadise ingin merambah pasar Amerika.