Selain itu warna pop sengaja ditonjolkan lantaran ingin mengajak penikmat musik mencintai produk Indonesia. Namun begitu, Exims tetap menyesuaikan dengan perkembangan dan selera pendengar yang ada.
"Kita itu pop, ada sisi perkembangan musik di tanah air tetap ada sentuhan melayu. Kalau bicara warna musik, kita berusaha memodernisasikan beberapa genre musik. Kami sendiri terbentuk dari awal kerja sama dan ini lebih pada komunitas sehingga kisah lagu-lagu di Exims kita simulasikan dan kita kembangkan, makanya jadi seperti ini," urai Eed (vokal) dan diangguki Ganda (vokal), Rully (gitar), Jimmy (gitar), Hilmi (keyboard) dan Rama (drum) kala dijumpai di Taman Ismail Marzuki belum lama berselang.
Selain bermusik ternyata para personil Exims memiliki bakat akting. Sehingga di peluncuran album keduanya, mereka ikut terlibat dalam sebuah teater musikal. Mereka pula beranggapan bila berakting bukan suatu aji mumpung. "Rasa terlalu cepat mengembangkan diri itu ada tapi kita berusaha untuk selalu maju. Dan alhamdulillah ini jadi sesuatu yang mantap buat kami," sambung Eed.
Diakui lagi bahwa kebersamaan Exims sampai sekarang dikarenakan sebuah festival yang dihelat tiga tahun lalu di sebuah Departemen Pemuda. Sejak itu mereka yang berasal dari berbagai daerah memutuskan untuk membuat sebuah album. Selain itu, Exims menyodorkan konsep band yang tidak sama yakni memasangkan dua vokalis di garda depan.
"Sebetulnya tidak sengaja ketemu, dan kita coba Festival Menpora 2009. Di situ kita niat buat album. Exims pula terdiri dari ragam daerah. Semua ada; Dari Medan, Jakarta, Bandung, Aceh, Sukabumi, dan Bima NTB. Sedangkan imej kami ingin beda dengan band lain. Kita punya duo kribo dengan musik yang lebih modernisasi. Sementara untuk kostum banyak banget dan mesti seragam. Hal ini guna mewakili ekspresi muda sehat yang selalu kami lakoni dalam kehidupan," jelas Eed. (kpl/buj/boo)