Diperbarui: Diterbitkan:
Mempunyai idealisme dalam bermusik sangat lah baik bagi itu sendiri. Karena idealis menentukan sikap dan ciri khas dari band itu sendiri yang tak mau berkompromi dengan industri. Namun terkadang bagi band semacam ini, terhambat untuk melanjutkan langkahnya dalam berkarir.
Berkembang dan menjadi besar itu sudah menjadi impian setiap anak band. Apalagi bisa tampil dan dielu-elukan oleh penonton. Namun impian tersebut akan sirna setelah kita menanti label yang bersedia merilis rekaman kita tak kunjung tiba. Dan penantian serta impian yang panjang itu akan musnah.
Advertisement
Banyak pula kasus seperti ini sering menimpa band di Indonesia. Ditambah label yang mementingkan industri dan bagaimana agar dagangannya tetap laku. Kadang pula jika sebuah label menerima kita tak jarang kita disuruh mengganti musik kita agar mudah diterima di pasar.
Mungkin tak ada salahnya bagi kita untuk melongok semangat musisi independen dalam berkarya. Di mana mereka tertuntut untuk mandiri mulai dari rekaman, perilisan album serta pengorganisiran sebuah show. Etos ini sendiri dulunya dicetuskan oleh pengusung musik hardcore/punk di Amerika yang mana saat itu mereka menolak untuk berkompromi dengan industri musik saat itu, dan pergerakan ini disebut DIY atau Do It Yourself yang saat ini di modifikasi menjadi DIWF (Do It With Friend).
Tak ada salahnya bila etos ini diterapkan dalam band dengan genre apapun. Mungkin sudah saatnya kita terlepas dari bayang-bayang ini dan melanjutkan mimpi yang lama terpendam.
REKAMAN DAN DISTRIBUSI
Hal pertama yang kita lakukan adalah rekaman baik untuk demo atau mini album. Murahnya serta banyaknya studio yang menerima jasa untuk rekaman saat ini sangat memudahkan kita. Tinggal kita pilih kira-kira studio mana yang sesuai dengan budget kita. Atau lebih iritnya kita bisa merekam secara track hanya vokal dan drum saja di studio sedangkan gitar bisa dilakukan di rumah dengan mengandalkan PC dan software rekaman gitar yang bisa di download gratis.
Atau jika dana kita benar-benar sangat minim kita bisa pakai handycam atau kamera digital yang bisa mengeluarkan suara lumayan bagus untuk merekam di studio latihan tentunya dengan instrumen yang cukup bagus agar hasil suaranya tidak jelek. Setelah itu bisa diseimbangkan atau di mixing sendiri dengan menggunakan software mixing yang banyak di download secara gratis. Nah sebuah demo sudah jadi.
Jangan ragu atau malu untuk menyebarkan demo yang telah kalian buat tadi. Fasilitas yang serba modern dan canggih memudahkan kita dalam berbagai hal, juga membantu kita untuk menyebarkan lagu-lagu karya kita. Bahkan kita bisa mengupload lagu kita untuk di download oleh orang-orang. Dengan media jaringan sosial ini kita bisa memudahkan promosi band kita untuk ke depannya.
Banyak cara untuk menyebarkan demo tadi asalkan kita aktif kemungkinan respon dari orang-orang yang mendengar akan banyak. Media seperti myspace, twitter, facebook, dan lain-lainnya bisa juga digunakan.
Dari cara tadi bisa juga untuk merilis sebuah mini album atau album sekaligus. Penggandaan CD berkualitas bagus saat ini juga sangat mudah ditemui. Percetakan juga banyak yang memberikan harga murah dengan kualitas yang bagus, tinggal kita desain cover yang bagus dan menarik orang untuk membeli. Meskipun biaya minimalis namun tidak kalah.
MERCHANDISE
Salah satu kendala klasik yang di hadapi band adalah finansial. Hal ini yang menghambat jalannya kemajuan dari band itu tersendiri. Kenapa kita tidak bikin basis ekonomi sendiri dengan menjual merchandise band kita.
Bikin desain yang sekiranya bagus dan layak untuk dijadikan kaos. Saat ini banyak tukang sablon dan kain yang bermutu dan berkualitas. Dengan cara berpatungan kita atur sendiri keuangan kita.
Saatnya pemasaran dan distribusi, kita bisa gunakan media komunikasi tadi untuk menjaring minat pembeli dengan cara sistem by order atau kita juga bisa menitipkan di distribution outlet (distro). Jangan lupa sisipkan juga CD demo di dalam kaos tadi sekalian untuk distribusi dan penyebaran musik kita.
SHOW DAN TUR
Lama menanti tawaran tampil yang tak kunjung tiba, kenapa kita tidak organisir saja pertunjukan kita sendiri. Kumpulkan teman-teman band yang lainnya untuk bergabung. Booking cafe atau tempat yang bisa dijadikan tempat acara. Lakukan publikasi dan kita mulai acara kecil-kecilan ini.
Jangan ragu untuk tampil atau mengadakan tur di luar kota. Lakukan juga kontak dengan komunitas luar kota, dengan melakukan komunikasi, selain kita menambah pertemanan juga menambah penggemar di kota lain. Cara ini sangat efektif untuk promosi band ini sendiri.
Mungkin dengan cara ini bisa membantu untuk mengatasi kestagnasian dalam berkarya. Jangan takut untuk mencoba dan berpikir di luar batas. (kpl/faj)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/faj)
Advertisement