Diperbarui: Diterbitkan:
Antusiasme penonton lintas generasi rupanya cukup tinggi terutama bagi yang sudah berumur. Tampak penikmat musik era 60 sampai 90an awal berkumpul memenuhi venue dua jam sebelum acara dimulai.
Penasaran seperti apa jalannya konser ini? Intip yuk serunya nostalgia ke masa lalu lewat buaian lagu-lagu legendaris di sini!
Advertisement
Ermy Kuliit / KapanLagi® - Foto: Budy Santoso
Konser dibuka oleh penampilan Ermy Kullit membawakan lagu Mack The Knife dengan vokal suaranya yang khas. Meski usianya tak lagi muda, ia tampak begitu seksi mengenakan gaun hitam dengan bawahan berlayer karya Hengki Kawilarang tersebut.
Diiringi Audiensi Band, wanita kelahiran Manado ini berhasil menghanyutkan penonton pada masa kejayaan musik mendayu-dayu tersebut. Saking bahagianya terhadap reaksi ribuan orang yang memadati lokasi, Ermy menyanyikan satu lagu khusus bertajuk Kau Yang Kusayang.
"Lagu ini belum sempat saya rekam tapi selalu saya bawakan," kata Ermy sebelum menyanyikan lagu yang banyak dibawakan para musisi dari Rafika Duri sampai Yuni Shara tersebut.
Di sela-sela menyanyi, penonton dibuat terpingkal oleh ulah Dorce Gamalama yang tak lain adalah sahabat Ermy. Demi melihat aksi panggung pelantun Sesal itu, Dorce sampai rela duduk di lantai di depan panggung.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2D / KapanLagi® - Foto: Budy Santoso
Usai penampilan Ermy Kullit, konser Jakarta Dekade dilanjutkan dengan aksi 2D alias Deddy Dhukun dan Dian Permana Putra. Tak hanya bernyanyi, dua pria ini juga sukses membuat penonton tertawa.
Aksi panggung mereka dibuka oleh lagu Kau Seputih Melati yang dibawakan secara solo oleh Dian. Ia mengatakan bila Deddy tak bisa hadir karena sedang sakit.
Namun rupanya Deddy muncul memberi kejutan dengan membawakan lagu Biru, berduet dengan partner abadinya tersebut. Sembari menyanyi, keduanya mengajak penonton berinteraksi dengan guyonan-guyonan spontan.
Panggung semakin panas saat mereka membawakan lagu legendaris berjudul Masih Ada. Sontak penonton yang memenuhi Balai Sarbini turut bernyanyi sambil melambai-lambaikan tangan.
Tak hanya itu, Deddy dan Dian secara khusus melantunkan lagu Esok Kan Masih Ada yang dikomposeri oleh almarhum Dodo Zakaria. Penampilan mereka ditutup dengan membawakan lagu-lagu Fariz RM secara medley.
Advertisement
Fariz RM / KapanLagi® - Foto: Budy Santoso
Fariz RM menjadi penampil ketiga. Ia hadir di atas panggung konser Jakarta Dekade ditemani keyboard yang diselempangkan di badannya. Seperti ciri khas yang sudah dikenal luas, paman dari Sherina Munaf ini membawakan nomor-nomor 'bahaya' yang berhasil mengajak penonton berjoged.
Fariz tampak serius dalam beraksi hingga jarang mengajak penonton berinteraksi. Namun dalam sebuah kesempatan ia sempat mengeluarkan candaan yang berhasil membuat seisi Balai Sarbini tertawa.
"Saya membawakan lagu-lagu ini ketika masih muda. Dulu masih lucu-lucunya, sekarang bahaya-bahayanya," kata pria yang pernah tergabung dalam kelompok musik Wow! itu.
Fariz membawakan lagu-lagu seperti Sungguh hingga Sakura dan Barcelona yang pernah booming pada masanya. Lagu andalannya Tajuk Sakura saja bahkan pernah di-recycle oleh penyanyi sekelas Rossa.
Koes Plus / KapanLagi® - Foto: Budy Santoso
Konser semakin semarak berkat kehadiran Koes Plus. Yon Koeswoyo, satu-satunya personel yang masih sehat, tampil ditemani additional player sukses membius penonton dengan single-single legendaris dari Kolam Susu hingga Kisah Sedih di Hari Minggu.
Di usianya yang sudah mencapai 74 tahun, Yon rupanya masih sanggup tampil dengan sempurna. Suara dan performa apiknya tak hilang ditelan masa. Tak ayal penonton sampai berdiri dan bergoyang dibuatnya. Mereka juga turut bernyanyi seolah sedang karaoke massal.
Yon juga membuktikan eksistensi karyanya ketika ia membawakan lagu Andaikan Kau Datang yang diikuti banyak suara. "Lagu ini saya edarkan mulai tahun 1971 tapi tetap enak didengar kan ya," kata Yon yang disambut anggukan penonton.
Koes Plus memberikan penampilan terakhir dengan lagu Kapan-Kapan. Seolah tak rela, penonton sempat berseru kompak, 'Lagi! Lagi!' agar Yon tampil kembali di hadapan panggung dan menghibur ribuan penggemarnya.
Daniel Sahuleka / KapanLagi® - Foto: Budy Santoso
Penyanyi Belanda yang memiliki darah Maluku, Sunda dan Cina, Daniel Sahuleka turut meramaikan konser Jakarta Dekade. Berbeda dengan artis-artis lain, pria kelahiran Semarang ini membawakan lagu secara akustik di tengah panggung.
Daniel menyanyikan delapan lagu dimulai dengan If I Didn't yang diiringi tepuk tangan seisi venue. Karena lagu-lagunya yang bertema cinta dengan lirik mudah diingat, banyak penonton ikut bernyanyi. Hal itu membuatnya spontan berkelakar.
"Kasih aku nyanyi sendiri ya," ujar Daniel saat menyanyikan single You Make My World So Colorful.
Selain akustik, Daniel juga menyanyikan satu nomor berjudul Don't Sleep Away The Night secara minus one. Ia menanggalkan gitar kesayangannya dan duduk di tepi panggung. Mencoba lebih intim kepada penonton.
Sheila Majid / KapanLagi® - Foto: Budy Santoso
Tanpa terasa tiga jam telah berlalu dan panggung Jakarta Dekade mendekati penghujungnya. Sebagai penampil terakhir, hadirlah penyanyi Malaysia Sheila Majid dengan gaun biru yang membuatnya terlihat anggun.
Sosok Sheila sendiri dikenal masyarakat Indonesia berkat single Antara Anyer dan Jakarta. Lagu itulah yang menjadi song list-nya kali ini di bawah siraman lampu-lampu panggung.
Dalam penampilannya, Sheila menolak dianggap sebagai penutup yang terbaik. Hal itu dilakukan lantaran ia menjadi musisi termuda yang mengisi acara ini.
"Saya menjadi penyanyi penutup bukan karena best for the last, tapi karena saya yang paling muda. Ini kan budaya, menghormati," katanya yang juga membawakan lima tembang populer lain seperti Dia, Legenda, Aku Cinta Padamu, dan Sinaran.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/abs/gtr)
Advertisement