Diperbarui: Diterbitkan:
Sebuah tindakan yang sangat disesalkan oleh Duta yang merasa tidak dihormati dengan memotong konsernya. Dengan berani Duta pun mengkritisi tindakan aparat yang menurutnya tidak sopan dan sewenang-wenang.
Pastinya sebelum menggelar acara panitia penyelenggara juga telah meminta izin terlebih dahulu kepada Kepolisian. Biasanya izin keramaian hanya dilakukan hingga sampai jam 12 malam, wajar jika Sheila On 7 tetap melanjutkan konsernya karena saat itu masih menunjukan pukul 23.30. Apabila sudah melebihi waktu yang ditentukan biasanya pihak berwajib akan memberitahukan tanpa perlu naik panggung.
Melihat kasus yang terjadi pada Sheila On 7,merupakan sebuah tindakan yang bisa dibilang arogan dan menyalahi aturan konser. Tanpa ada penjelasan lebih lanjut bahkan di tengah band yang masih bermain terpaksa dihentikan. Hal ini bisa saja menyulut kemarahan penonton karena dikecewakan, untungnya dalam kasus ini penonton tak terpancing emosi.
Advertisement
Selain penghentian ini, ada isu menarik yang disuarakan oleh Duta dalam kekesalannya ini. Dia mengkritisi petugas berwajib yang dinilai tidak pro dengan musisi. Duta mengatakan bahwa daripada memotong panggung seseorang lebih baik menangkap para pembajak yang dinilai merugikan musisi. Duta merasakan bahwa penghentian yang dilakukan polisi ini bukan karena jam pertunjukan telah selesai, namun ada hal lain yang tak asing di dunia pertunjukan.
Sebuah tantangan terbuka bagi Duta yang dilayangkan secara langsung agar Polisi lebih peduli akan nasib musisi yang berjuang bertahan hidup dengan karyanya. Sementara pembajakan merajalela dan diketahui semua orang namun tak mendapat respon oleh Polisi.
Tak hanya Duta dan Sheila On 7 Saja, namun semua musisi di Indonesia mengalami nasib yang sama. Mereka harus bertahan untuk menghasilkan karya dari manggung dan menjual merchandise. Sheila On 7 sendiri memiliki usaha merchandise yang penghasilannya digunakan untuk melanjutkan produktivitas band.
Bajakan menjadi momok terbesar bagi musisi di Indonesia yang seakan alot untuk dihapus. Entah hal apa yang membuat pihak berwajib enggan untuk memberantasnya, sementara di lapak-lapak tetap dijual bebas tanpa ada hambatan tersendiri.
Akankah nasib para musisi bakal terus seperti ini, dianggap sebagai penghibur dan tak dihargai atas kerja kerasnya?
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/faj)
Advertisement