Kamu Musisi Indie? Awas Jangan Sampai Kena Tipu

Penulis: Fajar Adhityo

Diperbarui: Diterbitkan:

Kamu Musisi Indie? Awas Jangan Sampai Kena Tipu
Kapanlagi.com - Bagi mereka yang berada di jalur indie pasti sudah nggak asing lagi dengan aksi tipu menipu. Support yang seharusnya diberikan malah dimanfaatin oleh oknum yang kurang ajar.


Tak sedikit pula mereka yang susah payah ngeband akhirnya bubar jalan karena merasa tak ada kemajuan. Impian pun mentok dan nggak jalan lagi karena mungkin kebanyakan ditipu.


Tak sedikit event organizer yang memandang sebelah mata band indie sebagai band hiburan, band yang butuh jam terbang. Alhasil mereka pun sedikit mendapatkan apresiasi yang layak, padahal untuk kualitas mereka juga tak kalah dengan bintang tamu.


Buat kalian yang pengen terjun atau yang sudah di dunia indie, nih ada cerita klasik yang patut kalian waspadai agar tidak dimanfaatin terus. Intinya jangan pantang menyerah tunjukin band kalian punya kelas.

1. Kolektifan Tidak Jelas

Sebagai band kalian harus cerdas dalam memilih acara. Kalian harus tahu latar belakang acara tersebut sumber dana dan siapa saja yang main, jangan asal comot karena bintang tamunya keren.

Terkadang event organizer menawari kita untuk ikut kolektifan dalam sebuah acara dengan alasan dananya kecil atau tidak ada sponsor. Setiap band pun dikenai biaya registrasi dan memiliki harga yang berbeda di setiap jamnya. Untuk jam awal atau istilahnya pembuka alias pemanas sound dikenai 100.000. Sedangkan untuk penampilan menginjak sore hingga malam memiliki harga tersendiri dan itupun kelipatannya.

Dari kolektifan itu sudah bisa dihitung berapa jumlah dana yang masuk dan cukup untuk membayar biaya operasional acara. Belum lagi penjualan dari tiket yang pastinya bakal menjadi profit untuk EO abal-abal ini.

Sebenarnya bikin gigs patungan ini dilakukan oleh mereka yang masih menganut etos DIY (Do It Yourself). Mereka mamatok kolektifan yang nominalnya sama besar untuk membuat sebuah acara yang memang digunakan secara bersama.  Berbeda sekali dengan apa yang dilakukan oleh EO abal-abal. Jadi waspadalah.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Itung-Itung Buat Nambah Jam Terbang

Kalian juga harus waspada dengan trik rayuan seperti ini. Biasanya event organizer itu menawarkan sebuah acara dan ujungnya akan diakhiri dengan kalimat "kita tidak bisa memberi apa-apa karena minim dana, yah hitung-hitung buat nambah jam terbang, gimana?"

Belum lagi embel-embel bisa tampil dengan bintang tamu yang lagi ngetop, pastinya kalian bakal senang dan tergoda dalam bujuk rayunya. Lebih nyesek lagi ketika kita tahu bahwa acara tersebut memakai sponsor untuk pembiayaannya.

Sebagai band kalian seharusnya memiliki daya tawar untuk tampil dalam setiap acara. Kalian harus bisa tahu apakah acara ini memberikan keuntungan atau tidak. Jangan takut tak ada yang nawari untuk main, kalian bisa membuat konser sendiri dengan teman sekomunitas.

3. Acara Amal Yang Tidak Jelas

Alasan yang satu ini pastinya membuat band tak berkutik untuk meminta bayaran atau konsumsi. Pasalnya atas nama amal, pastinya pada takut kualat dan jadi omongan orang kalau nekat minta.

Acara amal yang sebenarnya mulia kadang dinodai oleh oknum yang mementingkan perutnya sendiri, di mana mereka memungut registrasi kepada setiap band. Banyak sekali acara-acara indie dengan konsep amal namun tidak jelas apakah akan disalurkan dengan baik atau tidak.

Embel-embel amal atau tema kepedulian memang menjadi senjata utama para EO abal-abal untuk memudahkan dalam menggelar acara. Biasanya tema ini untuk memudahkan perizinan sekaligus menjaring band yang ikut. Soal kejelasan dana amal tadi tak ada kelanjutan apakah sudah disalurkan atau belum. Bisa jadi malah band yang main yang harus beramal kepada event organizer tadi.

4. Registrasi Beda Untuk Jam Tampil

Seperti yang disinggung di awal, saat ini banyak event organizer yang memberlakukan registrasi yang memiliki tarif berbeda untuk jam tampil. Harganya pun benar-benar mahal, terlebih untuk yang jam tampilnya dekat dengan bintang tamu atau biasanya disebut prime time bisa lebih mahal.

Harga mahal tersebut ternyata tak memberikan kita kepuasan apapun. Pasalnya kita hanya memiliki jatah untuk main maksimal 3 lagu belum lagi dipotong oleh EO karena molornya konser.

Jika kita hanya memburu ketenaran dengan terus-terusan memburu prime time tadi lama-lama juga tekor. Terkenal nggak namun sudah habis banyak duit, belum lagi biaya latihan dan perilisan album. Jadi pintarlah kalian dalam mencari panggung.

5. Popularitas Adalah Bonus

Pastinya sudah menjadi impian bagi setiap anak band tampil dilihat banyak orang dan dielu-elukan. Namun kita juga harus merasakan prosesnya saat berjuang untuk mendapatkan semua itu.

Namun terkadang para band hanya menginginkan jalan instan tanpa harus bersusah payah. Namun ketika dihadapi dilema yang besar dan band jalan di tempat mereka pun putus asa dan berpikir bahwa musik tak memiliki masa depan yang jelas.

Bermusik adalah sesuatu yang dari hati di mana kalian fokus pada karya yang disampaikan kepada penikmatnya. Terkenal dan menjadi rockstar adalah bonus yang akan kamu tuai jika konsisten dengan apa yang akan dilakukan. So keep di tryin guys.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/faj)

Editor:

Fajar Adhityo

Rekomendasi
Trending