Diterbitkan:
Tapi menurut saya, perjuangan mereka sampai hari ini bisa tercapai berkat tim dan kru Endank Soekamti yang berada di balik layar. Yap, mereka adalah sosok pekerja yang membuat penampilan Erix, Dory, dan Ari terdengar maksimal di atas panggung. Mereka juga adalah orang-orang yang ikut mempertahankan setiap infrastruktur yang dibuat Endank Soekamti.
Kami pun berkesempatan untuk mewawancarai sejumlah orang-orang yang berada di balik layar band pop-punk asal Yogyakarta yang kami temui di Hotel Merdeka, Kediri, beberapa waktu lalu (15/1). Bersama Sensen, Ipank, Deka, dan Isa, mari kita simak wawancara mereka di halaman-halaman berikutnya.
Advertisement
© KapanLagi.com/Abel Risang
Apa komitmen yang membuat tim dan kru Endank Soekamti begitu loyal?
Sensen: Yang jawab harus yang paling tua itu. Kalau Isa apaan?
Isa: Yang bikin loyal? Ya karena itu kerjaanku. Loyal dalam artian kan aku bekerja. Yang jelas di Soekamti, aku kan orangnya gak suka berpakaian rapi, rambut gondrong, lah kalau aku bekerja di tempat yang kantoran atau apa kan pasti nggak boleh, nah itu kan sebenarnya kenyamanan. Nyaman, enjoy, seneng melakukannya. Kerja dapet duit, sama Endank Soekamti juga bisa jalan ke mana-mana. Intinya sih seneng aja. Dulu awal-awal suka dibecandain, semua suka becanda, Soekamti juga orang-orangnya suka becanda. Aku suka becanda, tapi gak suka dibecandain. Nah, kalau misalnya aku kerja di bank terus digituin, pasti aku gak nyaman, pasti aku bakal keluar. Kenapa aku suka di sini karena fun-nya.
Ipank: Ya aku juga sama kan. Pertama nyaman, ya semua pasti, gimana ya, satu sama lain kita emang bener-bener udah kayak saudara gitu. Jadi kadang, aku nih kan udah punya keluarga, tapi pas di rumah kadang-kadang suka ngerasa, aduh, pengen ketemu mereka nih (keluarga Endank Soekamti), ya udah ke kantor. Walau pun cuma ketemu dia (Deka), dia (Isa), dia (Sensen), ya udah seneng, abis gitu pulang lagi. Nyaman sih.
Deka: Ya basic-nya tuh pertamanya kan pekerjaan. Ketika kita dibayar, kita akan bekerja seporsinya itu. Ketika ada keloyalitasan yang lain, nah itu tergantung, oh aku juga suka dengan hal ini gitu, aku sendiri nyaman dengan orang-orangnya, dengan kegiatannya, dengan acaranya apa apa terus. Misalkan ada side job-nya apa pun, aku juga cocok dengan pekerjaan itu. Jadi, kenapa nggak sekalian lah.
Ipank: Sampe sekarang masih nyaman walau cinta udah ditolak?
Deka: Wah kalau itu (tertawa bareng).
Ipank: Nah dia cinta lokasi nih.
Sensen: Karena aku memang seneng musik, terus seneng main gitar juga. Kebeneran juga aku kan megangnya teknisinya Dory. Ya udah di situ aku banyak belajar sound, gitar khususnya. Selain itu ya emang, ya ini kayak udah jadi bagian hidupku aja, jadi, ya begitu lah.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Deka © KapanLagi.com/Abel Risang
Ceritakan pada kami bagaimana kalian bisa sampai bergabung dengan Endank Soekamti, mengajukan lamaran atau?
Sensen: Ada yang melamar, ada yang dari pertemanan.
Ipank: Tapi selama ini sih banyaknya temen. Malah kalau yang bawa CV kayak gitu gak ada, jarang ya.
Deka: Jadi rekomendasi teman gitu, kekeluargaan. Jadi karena kita cocok, teman, oke kamu gak bisa yang ini, tapi selama dia mau kepengen belajar yang dia nggak tahu misalkan, walaupun cuma tahu sedikit, dirangkul, yowes di-cover gitu.
Isa: Dan di Soekamti itu, kamu kadang nggak kuat gitu, ini bukan keahlianku, pada awalnya. Kayak Ipank dulu kan awalnya dijadiin admin, tapi nggak bisa, tapi tetep digali lagi. Misalnya dulu ada yang dijadiin manajer, jadi ini, jadi ini, jadi ini, tapi tetep nggak mampu, ya kita bantu. Aku sama Erix juga udah temenan dari tahun 2005, 2012 baru gabung.
Deka: Saya temenan dulu terus jadi badut buat salah satu pertunjukkan, itu show-nya Endank Soekamti juga. Terus jadi dokumentasi, akhirnya kamu bisa ini, ya akhirnya diarahkan ke situ, gitu.
Isa: Jadi istilahnya aku nyemplung. Ya si mas Ulog manajernya sekarang, itu temennya dari SMA. Aku juga walaupun bukan temen SMA tapi temen main. Nah dia temenku, dia bisanya gitar, akhirnya diajak. Aku juga pertama kali kan dokumentasi video, belum tahu apa-apa, diajarin pelan-pelan. Dia juga (nunjuk Sensen).
Sensen: Aku juga belum bisa, diajarin, belajar sendiri.
Advertisement
Deka - Isa © KapanLagi.com/Abel Risang
Jadi Endank Soekamti melihat perjuangan kalian untuk berusaha mengerti bidang pekerjaan kalian?
Ipank: Jadi nggak yang maksudnya udah diajak kerja, oh ini nggak bisa di video, kamu keluar, nggak gitu.
Isa: Tapi kita udah ada ikatan juga, ngerasain kaya yang dirasain Deka, Ipank. Ada ikatan gitu, gak tau ikatan kayak apa, cuma aku yakin yaaa bukan sekedar aku bosmu terus harus loyal, aku yakin nggak.
Lalu, kalian menganggap Endank Soekamti itu seperti apa?
Isa: Bisa apa aja.
Ipank: Bisa apa aja. Eeuh, sebenarnya ya, seharusnya kita nganggep mereka bos, kalau dalam struktural kita kerja ya dia bos. Tapi dalam kenyataan kehidupannya sehari-hari lebih sering ke temen daripada jadi bos. Kalau formalnya mereka jelas, tapi kalau kenyataannya mereka lebih sering ke temen.
Deka: Temen
Isa: Temen
Sensen: Iya, temen.
Isa: Ya misalkan kayak Ahmad Dhani sama anak buahnya, terus Ahmad Dhani tidur di bawah dia tidur di kasur, yo nggak mungkin toh. Lah kalau di sini kan nggak, di situ dia lebih suka bercanda, tidur. Kadang malah kru-krunya yang tidur di kasur.
Sensen © KapanLagi.com/Abel Risang
Kalian bercita-cita untuk pensiun sebagai kru dan tim Endank Soekamti?
Sensen: Belum kepikiran sih kalo itu. Ya, emang, jalanin aja sih mas kalo itu mah.
Deka: Aku sendiri ada. Karena...
Ipank: Gini, jadi, ehmm, gimana ya? Gini, soalnya kita nggak bisa menjalankan hidup barengan kan. Contohnya mungkin dia (nunjuk Deka), kemungkinan tahun ini (2016) akan ke Australia dan nggak akan tinggal lagi di Indonesia. Nah, itu kan pilihan juga ya.
Deka: Tapi, ya maksudnya di sisi lain aku berarti opo? Ketika aku, besok akan tidak di sini lagi, tapi aku tetep tak maksimalkan. Selama aku bisa membantu, dan selama aku masih di sini, ya apa yang aku bisa aku berikan ke dia (Endank Soekamti), aku bantuin semua. Selama aku masih di sini, kerja di Soekamti, dan masih di Indonesia.
Sensen: Ciyeee, yang mau ke Australia
Ipank © KapanLagi.com/Abel Risang
Dari semua album Endank Soekamti, mana yang masing-masing dari kalian paling sukai?
Ipank: Kalo aku ANGKA 8. Karena album ANGKA 8 itu di mana aku pertama kali bergabung sama Endank Soekamti. Dan itu di mana Endank Soekamti memulai membangun banyak potensi. Ya nggak? Bener nggak? Sekarang contoh, seorang Erix. Euh, apa, euh main video segala macem itu berawal dari album ANGKA 8, ini menurut aku ya. Di situ kita mulai bikin video klip sendiri, terus ngerasain langsung ngurusin albumnya juga. Dari penjualan, terus ke radio, pembuatan video klipnya juga.
Isa: Udah ngerasain hasilnya juga ya?
Ipank: Iya. Ya, banyak yang ngebangun sistem, iya Sa ya (tanya pada Isa)? Jadi yang sekarang ini banyak berawal dari ANGKA 8, menurutku lho.
Deka: Kalau aku sih lebih ke album yang SOEKAMTI DAY sekarang ini karena aku, keterlibatanku, ya aku kan termasuk baru, baru masuk Februari tahun lalu (2015). Ya otomatis, aku banyak terlibat di sana.
Sensen: Kalo aku sih seneng semuanya. Cuma ada satu album yang aku nggak ikut terlibat tapi aku ikut seneng, itu di ANGKA 8. Aku sama sekali nggak terlibat dalam proses pembuatan, recording, itu aku nggak terlibat, cuma sekali keliatan doang. Tapi, itu, favorit aku sih sejauh ini. Tapi kalo dibandingin sama semuanya ya, sama, suka semua.
Isa: Kalo secara materi, aku secara pribadi sih lebih suka yang kedua, PEJANTAN TAMBUN, karena di situ dia lebih nge-rock. Itu secara materi. Kalau secara keterlibatan, aku suka SOEKAMTI DAY, yang mau keluar ini.
Deka: Iya, ini banyak sekali kenangannya ya.
Sensen: Buat temen-temen semuanya, ngena banget ya album ketujuh ini. Misalnya kan kita udah main bareng, lama, waktu itu rasanya lebih deket ya, sampe dikarantina. Padahal sebelum-sebelumnya juga kan dikarantina, tapi album yang ini beda karantinanya, beda prosesnya.
Ipank: Iya mas, kalo yang dulu bisa kabur, kalo yang sekarang ini gak bisa (album ketujuh).
Sensen: Mau kabur ke mana, orang kita di tengah pulau gitu (sambil tertawa).
Isa © KapanLagi.com/Abel Risang
Dari semua tim dan kru Endank Soekamti, siapa yang paling sering tinggal di basecamp atau kantor?
Ipank: Yang ini (tunjuk Isa).
Deka: Wong dia gak punya kos kok (sambil tertawa).
Isa: Saya gak punya tempat tinggal lain, ya udah akhirnya saya tidur di basecamp.
Dengan jadwal Endank yang padat, bagaimana kalian membagi waktu dengan keluarga?
Sensen: Bagi waktu? Kita paling sibuk weekend. Jadi, selalu bisa sih bagi waktu sama keluarga.
Deka: Kita ini masih bujang.
Isa: Wong keluarga yo wes ngerti kok.
Ipank: Yo ngerti, kan dapet duit (tertawa ringan).
Ipank © KapanLagi.com/Abel Risang
Selama bekerja di Endank Soekamti, apa ada momen-momen penting bersama keluarga yang terlewatkan?
Ipank: Aku gak pernah. Maksudnya, ketika misalnya ada keperluan keluarga, itu juga maksudnya yang nggak bisa ditinggalin juga tetep bisa dimengerti.
Isa: Kehilanga momen sama keluarga nggak, wong kita kerja aja diijinin kok. Kalau misal Endank Soekamti ada jadwal main, aku ijin. Tapi kalau hari besar gitu ya sama, tetep diijinin kok.
Deka: Kalau aku misalnya ijin karena kemaren-kemaren itu aku lagi ngerjain skripsi misalnya, maksudnya, poinnya kan aku harus nyelesain di situ dulu. Ya udah, aku milih yang hidup dulu, karena tanggung jawabku sama orang tua ya hidup dulu. Nah, setelah ini selesai, yowes. Karena dari awalnya emang udah ngomong iya.
Ipank: Maksudnya, Endank Soekamti paling toleransi kalo soal seperti itu seperti itu, apalagi pertemuan dengan keluarga ya.
© KapanLagi.com/Abel Risang
Jadi, batasan antara bos dan anak buah itu memang nggak ada ya?
Isa: Iya.
Ipank: Tapi, bukan berarti kita bisa seenaknya gitu. Ada batasannya.
Ada kata-kata dari mas Erix, Dory, Ari yang paling atau selalu temen-temen ingat?
Isa: Banyak
Sensen: Banyak
Deka: Banyak. Salah satunya tuh ini, kita di sini tuh sama-sama belajar. Jadi, yang sudah bisa bukannya terus berhenti, tapi ya kita sama-sama belajar lagi gitu.
Sensen: Tapi kalau Erix kan lebih ke yang memotivasi temen-temennya kan. Jadi kalau kita terlalu santai, kadang boleh, tapi kalau terlalu santai kadang dikomentarin, 'ayo dong, bareng-bareng, maju bareng-bareng'.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/abl/ntn)
Advertisement