Diperbarui: Diterbitkan:
Dengan ketinggian 2.000 meter di atas laut, perubahan cuaca seperti gerimis dan kabut adalah sesuatu yang umum terjadi. Namun, karena performer dalam Jazz Gunung harus tampil outdoor tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri. Kabut yang tebal tak hanya terasa dingin di kulit tapi juga membawa titik-titik air yang bisa membasahi para performer dan instrumen musik mereka.
Di hari pertama gelaran Jazz Gunung pada Jumat (20/6), ada Monita & The Nightingales serta Ring Of Fire Projects. Monita yang tampil bersama bandnya di sore hari secara mengejutkan berhasil membuat kabut seakan menjadi pendukungnya. Dengan suara lembut, membuat penonton bak di atas awan.
Sedang Ring Of Fire Project yang tampil setelah Maghrib pun tak luput mencicip pekatnya kabut alam gunung Bromo. Djaduk dan kawan-kawan malah mendapat jatah kabut yang lebih pekat. Semakin pekat, kabut menjadi bak kelambu. Namun Djaduk dengan cerdas melantunkan Batari yang berkisah mengenai seorang Dewi yang menari-nari di kabut.
Advertisement
Tak hanya para penampil, panitia juga menyediakan banyak tudung plastik untuk melindungi berbagai properti manggung. Kabut memang sudah menjadi 'tamu rutin' yang sangat dimaklumi di Jazz Gunung setiap tahunnya. Penonton bahkan tetap asyik menikmati musik Jazz sembari berlindung di jaket hangat dan payung.
Alam memang memiliki rencana lain. Tidak hanya mengeluarkan kabut, hujan rintik bahkan sempat mengguyur lokasi ketika Bintang Indrianto Trio sedang tampil di atas panggung. Meski ada yang berteduh, lebih banyak lagi penonton yang tetap diam di tempat dan menikmati penampilan. Salut!
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/dka/aia)
Advertisement