Di Hari Musik Nasional, Glenn Fredly & Tompi Bawa PR Buat Bekraf

Penulis: Fitrah Ardiyanti

Diperbarui: Diterbitkan:

Di Hari Musik Nasional, Glenn Fredly & Tompi Bawa PR Buat Bekraf Glenn Fredly - Tompi/©KapanLagi.com®/Bayu Herdianto

Kapanlagi.com - Hari Musik Nasional diperingati setiap tanggal 9 Maret. Di hari itu pula, sederet musisi tanah air diundang ke Istana Negara untuk beramah tamah dan juga unjuk gigi. Raisa, Tulus hingga generasi Yuni Shara dan juga Iis Dahlia beramai-ramai mengunggah foto mereka di Istana. Raisa bahkan memperoleh sebuah sepeda langsung dari bapak Presiden Joko Widodo


Namun sebenarnya, di mata Tompi dan Glenn Fredly, perayaan Hari Musik Nasional bukan hanya diperingati lewat selebrasi. Formalitas was so last days, keduanya menginginkan hal nyata yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan para musisi. 


Menurut Tompi, permasalahan mendasar para musisi di Indonesia adalah kurangnya kebersamaan di antara mereka. "Permasalah mendasar, kita belum bareng-bareng. Masing-masing sibuk sendiri, perlu untuk bareng-bareng. Musisi biasanya terlalu cuek dengan namanya perkumpulan. (Musisi) Banyak, tetapi yang aktif perkumpulan gak semuanya mau," jelas Tompi saat dijumpai di acara #MusikBagusDay, Cilandak Townsquare, Jakarta Selatan, Kamis (9/3).


Tompi: Tompi:


Akhirnya, banyak dari para musisi yang mampu bekerja dengan baik, cenderung menyalahkan mereka yang sedang berusaha. "Sebagai musisi gak cuma aktif berkarya tetapi juga berhubungan langsung dengan organisasi pembuat kebijakan," tambahnya.


Tompi pun menyinggung salah satu organisasi yang cukup berpengaruh dengan dunia musik Indonesia yaitu Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf. Ia berpendapat bahwa seharusnya Bekraf tidak hanya berlaku sebagai support system.


"Peran Bekraf harus sangat kuat tanpa mematikan kretivitas seniman. Ayo sama-sama berbenah. Mulai dari PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia)," tambahnya.


Tompi:Tompi:


Selain masalah di atas, Tompi juga ingin kepastian soal jaminan hari tua para musisi. Banyak kasus dan contoh mereka-mereka yang tak punya harta benda di usia tua, padahal dulunya mereka adalah ikon saat masih berjaya.


"Muda kaya raya, begitu tua gak ada duitnya. Gak ada stok duit, gak mikir nabung. Isu ini dari beberapa tahun lalu. Pemerintah ngomong doang. Bukan salah mereka juga. Kita juga. Harus sama-sama makanya terlibat kebijakan. Bekraf juga kalau dipecut, bisa gerak," ujarnya tegas.


Apa yang jadi uneg-uneg Tompi pun diamini Glenn Fredly, teman diskusi sekaligus anggota Trio Lestari. Jika Tompi menyoroti soal persatuan musisi dan jaminan mereka di hari tua, maka Glenn lebih menekankan soal royalti musisi alias hak intelektual.


Glenn Fredly: Glenn Fredly:


"Saya jujur aja, bicara hak intelektual itu isu yang sangat-sangat urgent. Kalau pak Jokowi udah bilang, harus jadi tuan di negara sendiri, mulai dari situ. Nasib musisi sama kayak nasib petani. Saya bilang blak-blakan. Radio puter lagu kita, mereka belum tentu bayar. Atau mungkin mau bayar, tetapi kanal membayarnya, mungkin mereka ragu," beber Glenn.


"Kedua, bicara tentang kesadaran kolektif musisi sendiri. Orang musik beda sama film. Musik bisa kerja sendiri. Film gak bisa, industri besar. Hari ini saya bersyukur ada fokusnya Ambon, (dijadikan) city of music, bisa jadi entry point yang tepat agar musik jadi eligible," ungkapnya.


Selain empat poin yang sudah diungkapkan di atas, Tompi masih punya 1 PR lagi untuk pemerintah, khususnya Bekraf. Ia ingin supaya Indonesia punya ensiklopedia musik yang super lengkap. Apa sih tujuannya?


Glenn: Glenn:


"Ini juga menurut saya isu sangat penting. Ensiklopedi, mengumpulkan kepustakaan musik. Kan harus bayar PPN. Materinya harusnya dikumpulkan jadikan satu bank. Gak ada yang tahu musik jadul. Padahal banyak lagu yang harusnya jadi kekayaan nasional. Ini PR juga Bekraf," kata Tompi.


Tak hanya musik, Tompi juga menginginkan kesenian lain seperti seni tari misalnya, juga memiliki ensiklopedia yang sama. "Di Jakarta saja deh sudah susah. Gak punya data. Akhirnya begitu ada acara kenegaraan, yang tampil itu doang, itu doang. Padahal banyak lain, tetapi gak punya datanya. Yang tampil di Istana negara digilir, biar gak itu itu lagi," tandas Tompi.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/aal/tch)

Reporter:

Sahal Fadhli

Rekomendasi
Trending