Diterbitkan:
Dilansir dari Storibriti.com, mereka memulai peruntungan lewat album ANGAN pada 1994, GIGI sempat disambut dingin pecinta musik Indonesia. Kalau saja anak-anak Bandung ini bermental 'tempe', Armand mungkin banting haluan jadi pekerja kantoran dan Dewa Budjana berwirausaha.
Untunglah ceritanya tak seperti itu. Lewat keberanian dan mental yang tebal, mereka tetap melaju. Buktinya, saat ini kita bisa menikmati tembang-tembang hits macam Nirwana, Janji, Hinakah hingga 11 Januari.
"Kuncinya mental. Itu yang pertama," kata Baron, mantan personel yang kini menjadi manajer band GIGI. Bukan cuma saat masa-masa awal berdirinya, band ini juga sering dapat ujian mental sepanjang perjalanannya. Lihat saja masa-masa di mana GIGI rajin bongkar pasang personel karena benturan ego di dalamnya. Dari 1994 hingga 2004 --itu artinya 10 tahun-- GIGI melakukan pergantian personel hingga enam kali!.
Advertisement
Ketika urusan bongkar-pasang ini selesai, GIGI dihadapkan dengan band-band pop yang bermunculan, Di awal 2000an, ada Sheila on 7, Padi hingga Peterpan yang mencuri perhatian ABG. Lagi-lagi, GIGI bermental tebal untuk meladeni bergesernya warna musik Tanah Air.
Di tahun-tahun itu, GIGI tetap menelurkan album, tanda kalau mereka belum habis. Bahkan, Armand Cs berinovasi dengan bermain di wilayah lagu religi lewat album RAIHLAH KEMENANGAN (2004). Lucunya, setelah GIGI band-band lain justru ikut mencari eksistensi lewat lini musik religi.
"Kunci sukses GIGI justru terletak ketika mereka tetap bersemangat saat berkarya. Saya percaya, yang namanya emas mau ditaruh dimanapun tetap akan bersinar. GIGI membuktikannya," simpul Baron.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(sto/frs)
Advertisement