Diperbarui: Diterbitkan:
Film ini berkisah tentang cinta seorang pengidap kanker tiroid yang miliki satu paru-paru bertemu dengan cinta pertamanya, Augustus Waters yang mengidap osteosarcoma, kanker tulang. Sampai akhirnya, salah satu dari mereka harus meninggal karena penyakitnya itu.
Nate Walcott dan Mike Mogis yang merupakan personel Bright Eyes sebagai music director berhasil mengumpulkan lagu-lagu yang menggambarkan kisah cinta Hazel dan Augustus Waters. Setelah menonton filmnya, dijamin mendengarkan lagu dan memaknai lirik-lirik yang tertulis di dalamnya bisa bikin kita teteskan air mata tanpa sadar.
Penasaran? Yuk langsung simak lagu-lagu penuh haru ini.
Advertisement
©20th Century
Birdy dengan gaya vocal menyayat hatinya menyanyikan lagu bertempo pelan, Not About Angels. Mendengar lagu Birdy ini selalu bisa bikin kita merinding.
Penyanyi cantik ini menuliskan lagunya setelah mendalami karakter Hazel. Ia melihat Hazel bisa begitu kuat dan rapuh secara bersamaan. Lebih spesifik, Birdy sangat tertarik dengan pernyataan kalau Hazel adalah sebuah granat, yang tiba-tiba bisa meledak dan melukai orang yang di dekatnya. Makanya, ia sempat menjaga jarak dari Augustus Waters karena takut ia bakal terluka.
"Dia (Hazel) sadar kita harus melindungi hal terindah dan sejati yang dimiliki, bagiku ini sangat menginspirasi," ujarnya.
Don't give me up
Don't give
Me up
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
©20th Century
Cerita uniknya, lagu ini diciptakan Tom Odell waktu ia kehilangan mobil yang baru dibelinya secara kontan. Wajar, Tom sangat galau, karena ia adalah penyanyi pendatang baru dari kota kecil. Bakatnya ditemukan oleh Lilly Allen, dan sejak itu ia mulai dikenal dan bisa beli mobil tersebut.
Nah, Tom Odell sukses membuat pengalaman tersebut jadi sebuah lagu paling galau berjudul Long Way Down. Ya, kehilangan sebuah mobil bagi Odell seperti ditinggalkan oleh orang yang sangat dicintai. Hasilnya pun sangat keren.
Namun, Long Way Down jadi semacam permintaan di film THE FAULT IN OUR STARS. Permintaan Hazel kepada Augustus untuk terus bertahan, permintaan orang tua Hazel untuk dirinya sendiri agar bertahan dengan rasa sakit, dan permintaan Isaac kepada mantannya untuk memenuhi janjinya, mengucapkan always.
Love it feels like a long way down
So honey don't leave, don't leave,
Please don't leave me now
Advertisement
©20th Century
Apa yang ditakuti oleh Augustus Waters adalah oblivion (terlupakan). Berbeda dengan kekasihnya, Hazel justru lebih siap menerima oblivion. Menurutnya, toh semua yang ada di bawah sinar matahari bakal sirna, meski itu butuh jutaan tahun lagi. Tapi yang pasti, satu saat orang bakal lupa dengan nama Muhammad Ali atau Cleopatra.
Tema kenangan dan memori begitu dalam di lagu Oblivion milik Indians. Melalui suasana dream pop yang khas, musisi Denmark ini memberikan arti sendiri tentang cinta yang terpisah maut. Jelas, emosi kita bakal langsung mencapai titik terendah saat mendengar lagu ini dan mengartikan tiap liriknya dalam perjalanan Hazel dan Augustus.
Indians bukan band. Ini adalah proyek solo Søren Løkke Juul. Nama baru ini semakin menambah nama baru penyanyi favorit kita. THE FAULT IN OUR STARS memang diisi oleh banyak penyanyi dari Eropa, seperti Ed Sheeran, Charli XCX, dan Jake Bugg dari Inggris, Kodaline dari Irlandia, M83 dari Prancis serta Lykke Li, Afasi & Filthy, The Radio Dept wakili kawasan Skandinavia.
Close to you, I want forever
But it won't last for you to do .. for what it was
Start it out, there's nothing new
Soon to be the beauty of our stars
©20th Century
Ed Sheeran menyumbangkan satu lagu yang sangat mengena untuk THE FAULT IN OUR STARS. Dengan vocalnya yang mengalun lembut dan nada-nada catchy, kita seperti masuk ke dalam kisah cinta Hazel dan Augustus.
Ed menyanyikan lagu berjudul All of The Stars. Lagunya sekilas sangat mirip dengan single Chasing Cars milik Snow Patrol. Bukan masalah besar, karna Ed berhasil membawakan lagu yang menggambarkan pesan dari film. Belakangan Ed memang terinspirasi dari band asal Irlandia tersebut, bahkan judul Chasing Cars terdapat di lirik lagu.
Lagunya sendiri bercerita tentang pasangan kekasih atau seseorang spesial yang harus terpisah. Kemudian memandang langit dan melihat bintang adalah cara untuk meluapkan kerinduan. Cocok kan dengan tema filmnya?
So open your eyes and see
The way our horizons meet
And all of the lights will lead
Into the night with me
And I know these scars will bleed
But both of our hearts believe
All of these stars will guide us home
©20th Century
Jika TWILIGHT punya Christina Perri dengan lagu A Thousand Years, maka THE FAULT IN OUR STARS menyajikan lagu akustik Tee Shirt. Spesialnya lagi, Tee Shirt kembali dinyanyikan oleh Birdy.
Tee Shirt kalau diartikan adalah kaos oblong. Tapi, di tangan Birdy, benda yang jarang digunakan dalam lirik lagu cinta tersebut berubah jadi sesuatu yang sangat bermakna.
Intinya, Tee Shirt adalah sebuah perasaan yang sering muncul saat sedang rindu. Sekedar memikirkan kaos apa yang dipakai saat tidur pun jadi sesuatu yang sangat penting. Sedihnya, bagaimana kalau kita merindukan orang yang sudah meninggal?
I know
'Cause I'd spend half this morning
Thinking about the t-shirt you sleep in
I should know
'Cause I'd spend all the whole day
Listening to your message I'm keeping
And never deleting
©20th Century
Jika ada lagu yang menggambarkan betapa hancurnya perasaan Hazel ketika Augustus meninggal, maka lagu itu adalah No One Ever Loved. Lykke Li menulis sendiri lagu ini setelah ia membaca novel THE FAULT IN OUR STARS.
Awalnya Lykke Li tak tertarik membaca novel ini. Ia anggap novel ini hanya untuk para remaja. Namun, saat temannya terus memaksa untuk membacanya, penyanyi asal Swedia ini pun langsung tersentuh. Bahkan Lykke Li menangis saking terharunya dengan kisah cinta Hazel dan Gus.
No One Ever Loved bercerita tentang tak ada cinta yang benar-benar sejati di dunia ini. Dan Hazel harus hidup tanpa Gus, tapi satu saat kemungkinan yang lebih besar bakal mempertemukan mereka kembali. Ingat eulogy yang dibacakan Hazel? "Kamu memberikan sebuah keabadian hanya dalam hitungan hari, betapa bersyukurnya aku dengan itu," ucapnya.
"Kalian tak akan bisa melupakan cinta pertama, dan tak ada yang benar-benar mengerti dunia yang kalian tinggali ini," tambah Lykke Li.
You're the diamond and the gutter,
You're the whole inside my heart
You're the one I will remember every night
Before the dawn
©20th Century
Lagu All I Want mulai sayup-sayup menghiasi film saat akan mencapai klimaks akhir, yakni ketika Augustus meninggal dunia. Tepatnya, saat Augustus, Isaac dan Hazel melempari mobil Monica, gadis yang mencampakkan Isaac karena tak ingin punya pacar buta.
Seperti yang dikatakan oleh Hazel, sebelum penderita kanker meninggal, beberapa saat terlihat ia seperti akan sembuh dan sehat. Kebahagiaan semu itu rasanya terwakilkan dengan Kodaline ini.
Dari lirik lagunya, kita bisa tahu lagu ini adalah tentang perpisahan. Dan seseorang yang ditinggalkan merasa sangat berat untuk melepasnya.
But If you loved me
Why did you leave me
Take my body
Take my body
All I want is
All I need is
To find somebody
I'll find somebody
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/trn)
Advertisement