6 Lagu Musisi Nasional Yang Menyuarakan Kritik Sosial

Penulis: Rifky Rifanda Sakti

Diperbarui: Diterbitkan:

6 Lagu Musisi Nasional Yang Menyuarakan Kritik Sosial
Beberapa musisi Indonesia yang menyuarakan kritik sosial
Kapanlagi.com - Tidak bisa dipungkiri kalau banyak sekali dari musisi Indonesia yang membuat tema percintaan di setiap lagunya. Selain menjual, popularitas mereka pun dengan mudah akan terangkat. 


Namun beberapa dari musisi ini lebih memilih menyuarakan lagu mereka dengan tema kritik sosial. Mereka menganggap hal tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap fenomena sosial yang terjadi saat ini.


Menyampaikan sebuah kritik juga tak perlu harus sampai demo, berunjuk rasa hingga memancing kerusuhan. Sebuah kritik pun bisa disampaikan dengan indah lewat rangkaian nada-nada dan hentakan musik yang kencang. 


Siapa sajakah mereka? Berikut ulasannya dalam enam lagu musisi nasional yang menyuarakan kritik sosial.


 

1. Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi - Iwan Fals

Lagu ini terdapat di album OPINI tahun 1982 yang bercerita tentang perilaku manusia dengan serakah nya merusak ekosistem hutan. Menurut Iwan Fals, hutan merupakan bagian terpenting bagi kelangsungan hidup di bumi. Jika rusak maka manusia, hewan dan seluruh kehidupan di bumi ini akan merasakan dampak buruk.

Berikut beberapa penggalan lirik dari lagu tersebut , 'Raung buldozer gemuruh pohon tumbang, berpadu dengan jerit isi rimba raya, tawa kelakar badut badut serakah, tanpa HPH berbuat semaunya, lestarikan alam hanya celoteh belaka'.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Krisis Air - Slank

Lagu yang terdapat di album JURUS TANDUR NO 18 ini menceritakan tentang bagaimana kita sebagai manusia harus dapat memanfaatkan dan menggunakan air dengan baik. Karena pada faktanya beberapa daerah di Indonesia banyak yang mengalami krisis air. Entah itu karena tercemar limbah dan sampah, maupun cara penggunaan air yang boros.

Berikut petikan lirik dari lagu ini, 'Kotori saja bumi kita biar senang puaskan diri sendiri, habiskan sumber mata air kita buat cepat dunia binasa, apakah itu keinginan kita apa yang telah kita lakukan pada bumi kita, sampai kapan aku butuh nafas untuk berhati bersih'.

3. Mafia Hukum - Navicula

Band grunge asal Bali ini terkenal akan lagu-lagunya yang bertema sosial, salah satunya yang berjudul Mafia Hukum. Lagu ini menyuarakan tentang rasa muak mereka kepada para mafia hukum negeri ini. Navicula menganggap para mafia hukum tersebut dapat dengan mudah lolos dari jeratan hukum pidana, serta tetap memiliki kuasa di Indonesia.

Berikut beberapa penggalan lirik dari lagu ini, 'Mafia-mafia isinya pengusaha, pengusaha-pengusaha kongsi dengan penguasa, walau sudah kaya masih kurang juga, hukum direkayasa hanya buat yang kaya'.

4. Di Udara - Efek Rumah Kaca

Trio pop asal Jakarta ini mengangkat tema tentang kematian aktivis HAM Munir yang diracun di udara ketika beliau sedang melakukan perjalanan menuju ke Belanda.

Hingga saat ini kasus kematian Munir pun masih belum menemui kata selesai. Lagu Di Udara sendiri pernah dibawakan dan menjadi lagu anthem ketika beberapa aktivis KONTRAS mengenang kematian Munir pada 7 September lalu di depan gedung MPR Jakarta.

 

5. Dilarang di Bandung - Seringai

Meskipun musik dan penampilan mereka jauh dari kata manis dan lembut, namun Seringai memiliki rasa kepedulian yang lebih akan isu sosial yang terjadi di masyarakat di setiap lagu-lagunya.

Dari album TARING (2013), lagu ini bercerita tentang rasa keprihatinan mereka atas insiden yang menewaskan beberapa metalhead saat menyaksikan Beside di Bandung beberapa tahun silam. Semenjak setelah kejadian tersebut, sontak media mengecap bahwa musik underground adalah musik pembawa rusuh, dan menurut mereka itu adalah persepsi yang salah.

Otomatis setiap ada band metal yang akan mengadakan show di Bandung selalu dipersulit ijinnya. Namun sekarang hal itu sudah tidak terjadi lagi karena banyak festival musik cadas nasional berskala internasional yang telah sukses digelar di beberapa kota besar di Indonesia.

6. Menjadi Indonesia - Pandai Besi

Lagu ini merupakan gubahan dari band Efek Rumah Kaca yang dibawakan kembali dengan format berbeda oleh Pandai Besi. Ceritanya tentang kondisi negara Indonesia saat ini yang bisa dikatakan jauh dari Pancasila.

Menjadi Indonesia menanggapi pertikaian dan konflik yang terus-menerus menghampiri bangsa ini tiada henti. Dalam lirik, Pandai Besi memberi semangat membangun, 'Lekas bangun dari tidur berkepanjangan, cuci muka biar terlihat segar, dan menjadi Indonesia'.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/fnd)

Rekomendasi
Trending