Diterbitkan:
Selalu 'liar' di atas panggung, Freddie Mercury akhirnya harus kalah dengan penyakit virus HIV yang menggerogoti tubuhnya. Tepat hari ini pula, 24 November, pentolan grup band legendaris Queen itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Kematian sang rockstar terlalu sayang untuk dilupakan begitu saja. Untuk mengenang sosok besar Freddie Mercury, mari kembali dan bawa imajinasi terliarmu sekitar beberapa puluh tahun yang lalu.
5 September 1946 di Stone Town, Zanzibar City, Tanzania, seorang bocah bernama Farrokh Bulsara dilahirkan. Tak akan ada yang mengira bila bocah yang nantinya dikenal dengan nama panggung Freddie Mercury ini bakalan menjadi salah satu musisi legendaris dan paling dikenal di dunia musik internasional.
Advertisement
Nama Freddie Mercury pun semakin diperbincangkan setelah resmi menjadi pentolan grup band Queen di tahun 1970 silam. Bersama Brian May, John Dacon dan Roger Taylor, grup musik asal London ini berhasil membuat musik rock berjaya dengan karya-karya mereka seperti album A NIGHT AT THE OPERA, SHEER HEART ATTACK hingga lagu We Will Rock You, We Are the Champions dan Bohemian Rhapsody.
Aksi panggung Freddie Mercury juga selalu mampu membuat semua orang tercengang. Enerjik dan penuh emosi meluap-luap, dua kata itulah yang mampu menggambarkan betapa digdayanya Freddie Mercury semasa hidupnya. Kharisma dari vokalis yang ikonik dengan kumis tebalnya ini juga selalu mampu membuat jutaan mata tertuju hanya padanya.
Penampilan Freddie Mercury bersama Queen yang hingga kini masih diingat adalah saat mereka tampil di Lapangan Knebworth, Stevenage, Inggris. Satu persatu lagu andalan mereka nyanyikan dan tentunya disambut sorak-sorai dari para penonton yang memadati venue. Komando Freddie pun sukses membuat setiap kepala yang hadir bernyanyi dan bertepuk tangan bareng. Sebuah prestasi yang akan sulit diulangi oleh musisi manapun di seluruh dunia ini.
Namun sayang, musisi yang dikenal flamboyan ini juga punya gaya hidup yang 'berbeda'. Yap, Freddie Mercury pernah dikabarkan sebagai seorang biseksual. Pria bernama Jim Hutton lah yang disebut memiliki hubungan khusus dengan vokalis yang juga pernah menjadi personel band Sour Milk Sea. Hingga akhirnya, Freddie dikabarkan menderita penyakit mematikan, HIV/AIDS.
Meski disimpan rapat oleh Freddie maupun orang terdekatnya, hal itu tak membuat media kala itu putus asa. Apalagi semua orang juga semakin penasaran lantaran kondisi fisik idola mereka mendadak berubah. Tak ada lagi wajah cerah dan kharisma yang memukau. Freddie justru terlihat kurus dan bermata sayu bak orang penyakitan.
Satu yang patut diberikan applaus, Freddie Mercury tetap mencoba untuk berkarya di tengah keterbatasan fisiknya. Tepat di bulan Juni 1991, dirinya merampungkan rekaman bersama Queen sebelum akhirnya memutuskan untuk menghilang. Satu bulan sebelumnya, Freddie Mercury juga baru saja menggarap klip These Are The Days Of Our Live yang ternyata menjadi video musik terakhir sang legenda bersama Queen.
Di kediamannya di Kensington, Freddie Mercury menghabiskan detik-detik terakhirnya. Ditemani oleh Mary Austin yang pernah menjadi istrinya, kondisi Freddie terus memburuk dari waktu ke waktu. Hingga akhirnya, dugaan masyarakat dan media itu terungkap juga. Tepat pada tanggal 23 November 1991, Jim Beach yang kala itu menjadi manajer Queen mengatakan bila vokalis mereka memang tengah menderita HIV/AIDS.
"Menanggapi dugaan besar dalam dua minggu terakhir, aku ingin mengatakan bila aku sudah terjangkit HIV dan punya penyakit AIDS. Aku merasa perlu untuk menjaga informasi pribadi ini hingga sekarang untuk melindungi privasi orang-orang di sekitarku. Namun, waktunya sudah tiba buat teman-teman dan penggemarku di seluruh dunia untuk mengetahui kebenarannya dan aku berharap setiap orang bisa bergabung bersamaku, dokterku dan semuanya di seluruh dunia untuk memerangi penyakit yang mengerikan ini," tulis Freddie Mercury dalam surat pengakuannya seperti yang dilansir oleh latimes.com.
Benar saja, dunia mendadak gempar dengan pengakuan Freddie Mercury yang dibacakan oleh Jim Beach ini. Mereka tak menyangka bila kedigdayaan sang raja akan runtuh di hadapan penyakit yang bernama HIV/AIDS. Dan tepat pada tanggal 24 November 1991, di usia 45 tahun, rockstar fenomenal itu akhirnya meninggal dunia di rumahnya.
Freddie dikabarkan sudah tidak sadarkan diri sebelum kematiannya. Radang paru-paru (Bronkopneumonia) yang merupakan penyakit komplikasi HIV/AIDS lah disebut menjadi sebab kematian Freddie. Dunia musik terdiam, tak ada lagi sosok vokalis legendaris yang akan beraksi liar di panggung. Tak akan ada lagi musisi dengan sejuta kharisma yang mampu melelehkan para wanita.
Selang tiga hari atau tepatnya, 27 November 1991, jenazah Freddie Mercury dikremasi dengan prosesi yang tertutup dari media. Hanya Mary Austin lah yang hingga saat ini mengetahui di mana abu sang rockstar disimpan.
Hari ini, tepat 24 tahun setelah kematiannya, pesona Freddie Mercury belum bisa digantikan oleh musisi lain. Aksinya selalu dikenang seperti lagu-lagu fenomenal yang pernah ia buat. Tak akan pernah ada ikon se-flamboyan Freddie di dunia musik rock internasional.
Meminjam quotes dari Freddie Mercury, 'Aku tak ingin menjadi rockstar, aku ingin menjadi legenda', vokalis Queen itu kini sudah menjadi salah satu fenomena besar di dunia musik rock yang akan terus dikenang sepanjang masa lewat karya-karya dan nama agungnya. And yes, legend never dies :)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/abl)
Advertisement